![]() |
Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat saat menjelaskan tentang perkembangan ekonomi Kota Solo dan sekitarnya |
WARTAJOGLO, Solo - Perkembangan ekonomi Solo Raya menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang stabil, inflasi terkendali, dan peningkatan transaksi non-tunai.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat, dalam acara Srawung Awak Media Sareng Bank Indonesia (Srambi) yang digelar di Kantor BI Solo pada Jumat sore, 7 Maret 2025.
Dwiyanto menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Solo Raya dan Kota Surakarta lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional dan Jawa Tengah.
"Pada tahun 2024, pertumbuhan PDRB Solo Raya mencapai 5,07% (yoy), sementara Surakarta tumbuh sebesar 5,59% (yoy)," ujarnya.
Menurutnya sektor konstruksi menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi di Surakarta pada 2023 dengan 24,49% (yoy), diikuti oleh perdagangan besar dan eceran (22,11%) serta informasi dan komunikasi (14,70%).
Dwiyanto juga menambahkan bahwa Kota Surakarta memiliki PDRB per kapita tertinggi di Solo Raya, mencapai Rp81,24 juta pada 2024, disusul Sukoharjo sebesar Rp34,18 juta," jelasnya.
Inflasi di Solo Raya, khususnya di Kota Surakarta dan Kabupaten Wonogiri, juga tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1% (yoy).
"Pada Desember 2024, inflasi Surakarta sebesar 1,50% (yoy), sedangkan Wonogiri sebesar 1,77% (yoy)," papar Dwiyanto.
Ia juga menjelaskan bahwa komoditas penyumbang inflasi tertinggi selama Ramadan 5 tahun terakhir adalah daging ayam ras, minyak goreng, bensin, bawang putih, dan angkutan udara.
"Minyak goreng menyumbang inflasi sebesar 0,48% selama periode Ramadhan. Sementara untuk Idul Fitri, daging ayam ras mencapai 0,27% dan nasi dengan lauk 0,20%," terangnya.
Untuk mengendalikan inflasi, menurut Dwiyanto, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah mencanangkan beberapa program, di antaranya Gerakan Pangan Murah (GPM).
Program ini dilakukan tiga kali selama Ramadan 2025 untuk menjaga stabilitas harga komoditas pokok seperti beras, telur, minyak goreng, gula pasir, dan daging ayam.
Selain itu, dilakukan juga Edukasi dan Sidak Pasar oleh Wakil Menteri Perdagangan RI bersama Wali Kota Surakarta pada Selasa, 4 Maret 2025, di Pasar Gede Solo.
Tujuannya adalah memastikan ketersediaan pasokan dan harga terjangkau, serta mengedukasi masyarakat untuk berbelanja bijak.
Edukasi ini juga digencarkan melalui dakwah, iklan layanan masyarakat, dan talkshow di radio lokal.
Dwiyanto juga menyoroti peningkatan signifikan penggunaan QRIS di Solo Raya.
"Pada Januari 2025, volume transaksi QRIS mencapai 6,4 juta transaksi (naik 108,50% yoy), dengan nominal transaksi sebesar Rp695 miliar (naik 121,88% yoy). Kota Surakarta mendominasi pangsa merchant QRIS di Solo Raya dengan 45,95%," ungkapnya.
Perkembangan Ekonomi Solo Raya Positif, Kepala BI Solo: PDRB Tinggi dan Inflasi Terkendali https://t.co/n48KCuBG89
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) March 9, 2025
Dengan serangkaian data dan program yang telah dicanangkan, Dwiyanto berharap pertumbuhan ekonomi di Kota Solo dan sekitarnya dapat tetap terjaga.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung stabilitas ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah kebijakan efisiensi yang diterapkan pemerintah pusat," pungkasnya. //Sik