![]() |
Tokoh masyarakat Solo, Dr Kalono SH, MH menyebut apa yang dilakukan Gusti Purbaya adalah langkah berani yang harus ditiru |
WARTAJOGLO, Solo – Polemik yang dipicu oleh unggahan Instagram Story Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram, atau yang lebih dikenal sebagai Gusti Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta Hadiningrat, terus menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Unggahan yang berisi kritik pedas terhadap kondisi Republik Indonesia, terutama terkait maraknya kasus korupsi, menuai beragam reaksi dari publik.
Ada yang mendukung, namun tidak sedikit pula yang memberikan tanggapan negatif.
Dalam unggahannya, Gusti Purboyo menulis, "Percuma Republik kalau cuma untuk membohongi" dan "Nyesel gabung republik".
Ungkapan tersebut dianggap sebagai bentuk kekecewaannya terhadap kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi, terutama setelah terungkapnya kasus korupsi di PT Pertamina Patra Niaga.
Unggahan itu pun langsung viral dan memicu perdebatan di tengah situasi politik yang sedang memanas, terutama dengan tagar #IndonesiaGelap yang ramai diperbincangkan.
Merespons gelombang reaksi yang muncul, Gusti Purboyo akhirnya memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa unggahannya tersebut didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap kondisi negara, khususnya maraknya kasus korupsi yang merugikan rakyat.
Menurutnya, sebagai Putra Mahkota Keraton Surakarta, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan keprihatinan tersebut.
Hal ini pun mendapat respon positif dari tokoh masyarakat Kota Solo, Dr. Kalono, SH, MH.
Pria yang juga seorang pengacara ini, justru memberikan dukungan terhadap langkah yang diambil oleh Putra Mahkota tersebut.
Menurut Kalono, kritik yang disampaikan Gusti Purbaya adalah hal yang wajar, mengingat peran historis Keraton Surakarta dalam perjalanan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya melihat apa yang dilakukan Gusti Purbaya ini sesuatu yang wajar. Bagaimanapun, peran Keraton Surakarta Hadiningrat dalam negeri ini sangat besar. Sementara saat ini, korupsi justru merajalela di mana-mana,” ujar Kalono saat ditemui di Masjid Frobel, kawasan Laweyan, Kota Solo, pada Jumat, 7 Maret 2025.
Kalono juga menilai bahwa sikap kritis Gusti Purbaya bisa menjadi pemantik bagi wilayah kerajaan atau daerah lain untuk berani menyampaikan kritik terhadap pemerintah.
“Tidak perlu ada yang menanggapi hal ini dengan emosional. Apa yang dilakukan Gusti Purbaya ini adalah realita yang harus dihadapi. Karenanya, kita berharap pemerintah menyikapi dengan bijak dan melakukan pembenahan secara benar pada tata kelola negara, agar tidak ada lagi korupsi di negeri ini,” tegasnya.
Kontroversi Unggahan Medsos Putra Mahkota Keraton Surakarta, Tokoh Masyarakat Solo Sebut sebagai Langkah Berani yang Harus Ditiru https://t.co/pM0ALmlRuT
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) March 8, 2025
Langkah Gusti Purbaya yang vokal dalam mengkritik pemerintah melalui media sosial dinilai cukup berani, mengingat posisinya sebagai representasi keraton.
Hal ini bisa menjadi cerminan betapa korupsi masih menjadi masalah serius di Indonesia.
Sehingga kritik yang disampaikan, setidaknya telah membuka ruang diskusi tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Serta menjadi momentum untuk mendorong pemerintah lebih serius dalam memberantas korupsi dan memperbaiki tata kelola negara. //Bang