TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Dilandasi Amal, Wong Solo Group Siapkan Dua SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis

H. Puspo Wardoyo (dua dari kiri) menyaksikan para petugas di SPPG Gagaksipat yang sedang menyiapkan pendistribusian paket makanan gratis ke sekolah-sekolah

WARTAJOGLO, Boyolali -  Wong Solo Group melalui Yayasan Bangun Gizi Nusantara menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung visi pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat. 

Bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN), yayasan ini turut ambil bagian dalam mendukung program pemerintah pusat bertajuk ‘Makan Bergizi Gratis' (MBG). 

Dalam acara peluncuran (kickoff) program yang dilaksanakan serentak pada Senin 6 Januari 2025, yayasan ini menghadirkan dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Penggerak utama Yayasan Bangun Gizi Nusantara, H. Puspo Wardoyo, menyebut bahwa dua SPPG yang dikelola timnya mampu mendistribusikan hingga 12 ribu paket makanan bergizi per harinya. 

Porsi ini ditujukan untuk siswa dari tingkat TK hingga SMA di sekitar Kecamatan Ngemplak. 

"Kami senang bisa berkontribusi dalam membantu pemenuhan gizi siswa di sini, sesuai dengan visi Presiden Prabowo untuk meningkatkan nutrisi generasi muda Indonesia," ujar pendiri Wong Solo Group ini.

Untuk menjalankan program ini, Yayasan Bangun Gizi Nusantara mengerahkan lebih dari 150 karyawan lokal yang sebelumnya telah dilatih sesuai standar BGN. 

Pelatihan ini mencakup manajemen dapur yang higienis, rapi, dan akuntabel. Pelatihan diberikan dengan dukungan Wong Solo Group, yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di industri kuliner nasional.

“Kami membangun dua SPPG di Gagaksipat dengan sangat cepat, hanya dalam waktu 22 hari sejak peletakan fondasi pertama pada 17 November 2024,” jelas Puspo Wardoyo. 

Seluruh fasilitas, mulai dari bangunan dapur, peralatan masak, hingga delapan unit mobil distribusi, berhasil disiapkan dalam waktu singkat. 

Petugas di SPPG Gagaksipat menyiapkan makanan yang akan diditribusikan ke sekolah-sekolah

“Kami ingin dua SPPG ini menjadi contoh nasional dalam pendirian dan pengelolaan sesuai standar BGN, sehingga daerah lain bisa belajar dari kami,” lanjutnya.

Selain memberikan makanan bergizi kepada siswa, SPPG Gagaksipat juga berkomitmen memberdayakan ekonomi lokal. 

Yayasan ini menggandeng petani, peternak, dan pedagang di sekitar Boyolali untuk memasok bahan baku. 

Setiap harinya, dapur SPPG membutuhkan sekitar 300 kilogram daging, 250 kilogram sayuran, ratusan butir telur ayam, dan 530 kilogram buah-buahan.

"Kami berharap program ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," kata Puspo Wardoyo saat ditemui di sela-sela peninjauan SPPG bersama jajaran Forkompimcam Ngemplak.. 

Ia menambahkan, keberadaan SPPG ini diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana program gizi nasional bisa sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi lokal, sebagaimana diharapkan oleh Presiden Prabowo.

Yang menarik, Yayasan Bangun Gizi Nusantara adalah satu-satunya pihak swasta yang terlibat dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis ini.

Hal ini tak lepas dari jiwa sosial Puspo Wardoyo yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan dalam program ini. 

Sebab bila dikalkulasi secara matematis, tentu anggaran Rp 10 ribu yang disiapkan pemerintah untuk tiap pax yang terdiri dari menu 4 sehat 5 sempurna, tentu tidak bisa mencukupi.

"Niat kita tentu ingin ikut berkontribusi membantu terlaksananya program pemerintah ini. Jadi perkara dapat untung atau tidak, itu bukan masalah," tandas Puspo. 

Bahkan tak hanya di wilayah Gagaksipat saja, ke depan Puspo juga akan membuka SPPG-SPPG di wilayah lain, di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Pepy Mutiara selaku Kepala SPPG Gagaksipat menjelaskan bahwa cakupan wilayah dari distribusi makanan dari SPPG Gagaksipat mencakup wilayah Kecamatan Ngemplak, yang di dalamnya terdiri dari sekitar 100 sekolah baik tingkat TK, SD, SMP, SMA.

Meski demikian pihaknya juga menyebut bahwa tidak semua sekolah mendapatkan pasokan makanan, sebab ada beberapa sekolah yang sebelumnya sudah memiliki program makan sendiri, yang bekerja sama dengan katering.

"Jangkauan kita maksimal berjarak 30 menit dari lokasi dapur (SPPG). Dan tidak semua sekolah dapat, karena ada sekolah yang sudah kerja sama dengan katering untuk penyediaan makan bagi para siswanya," katanya.

Untuk penyediaan makanan sebanyak itu, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak pukul 12 malam, karena makanan-makanan tersebut harus segera didistribusikan secara bertahap.

"Kami sudah mulai masak sejak jam 12 malam, karena pagi sudah harus didistribusikan secara bertahap. Untuk TK sudah harus dibagikan setidaknya jam setengah 8 pagi, lalu agak siang giliran SD, SMP dan SMA secara berurutan," pungkasnya. //Bang

Type above and press Enter to search.