Dua mahasiswa ISI Solo menghadirkan proyek inovatif untuk melestarikan wayang beber |
WARTAJOGLO, Solo - Sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri yang diinisiasi oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Surakarta tahun 2024, mahasiswa dari dua program studi berbeda menghadirkan proyek inovatif untuk melestarikan seni tradisional Wayang Beber.
Ardane Rossi Mayor dari Prodi Fotografi dan Miranda Claudia M dari Prodi Desain Mode Batik berkolaborasi dalam proyek Alih Imaji Lakon Jaka Kembang Kuning dalam Fotografi Sequential, yang berlangsung dari Desember 2024 hingga Januari 2025.
Proyek ini menggandeng dua mitra utama, yaitu Batik Lipi'o Pio di Laweyan, Surakarta, dan Yayasan Wayang Beber Pacitan, dengan tujuan merevitalisasi salah satu warisan budaya Nusantara agar tetap relevan di tengah masyarakat modern.
Dalam proyek ini, Miranda Claudia M berfokus pada reinterpretasi busana tokoh dalam visual gulungan Wayang Beber menggunakan pendekatan kontemporer.
Teknik draping yang dimodifikasi menjadi inti rancangan busana, menggabungkan estetika tradisional dengan tampilan modern yang segar.
“Penerapan teknik draping pada kain batik tidak hanya memberikan tampilan yang segar, tetapi juga bertujuan untuk mengenalkan batik kepada audiens yang lebih luas, terutama generasi muda,” ujar Miranda.
Bahan utama yang digunakan adalah kain batik dengan motif yang terinspirasi dari elemen-elemen visual Wayang Beber.
Proses kreatif ini mengombinasikan teknik lipatan dan lilitan khas draping untuk menghasilkan busana yang elegan dan tetap mencerminkan nilai budaya Jawa.
Di sisi lain, Ardane Rossi Mayor mengintegrasikan elemen seni fotografi untuk menghadirkan narasi visual yang mendalam.
Teknik fotografi sequential dipilih untuk menyampaikan cerita Jaka Kembang Kuning dengan pendekatan modern tanpa kehilangan esensi tradisionalnya.
“Kolaborasi ini adalah wujud nyata bagaimana seni tradisional dapat dikembangkan tanpa kehilangan identitasnya. Sama seperti semangat Wayang Beber dalam menyampaikan cerita, kami berusaha menjadikannya relevan kembali melalui media yang lebih modern seperti fotografi sequential," ungkap Ardane.
Proses kreatif proyek ini dilakukan di berbagai lokasi otentik, seperti candi, hutan, dan pendapa tradisional, yang memperkuat narasi visual dan memberikan nuansa autentik pada karya yang dihasilkan.
Setiap lokasi dipilih dengan cermat untuk merefleksikan konteks budaya dan cerita dari lakon Jaka Kembang Kuning.
Melalui perpaduan fotografi sequential dan busana kontemporer berbasis tradisi, Ardane dan Miranda berharap karya ini tidak hanya menjadi medium pelestarian budaya, tetapi juga membuka ruang eksplorasi baru untuk seni kontemporer yang berakar pada tradisi.
Alih Imaji Wayang Beber, Revitalisasi Seni Tradisional melalui Fotografi dan Desain Busana https://t.co/Nq75tHaC9m
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) January 15, 2025
Proyek Alih Imaji Wayang Beber ini menjadi salah satu contoh konkret bagaimana seni tradisional dapat diangkat ke level yang lebih modern tanpa kehilangan identitas budaya.
Proyek ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seniman lain untuk terus menggali kekayaan budaya Indonesia dan memperkenalkannya kepada dunia dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif.
Dengan kolaborasi lintas disiplin dan dukungan dari berbagai mitra, proyek ini menjadi langkah penting dalam menghubungkan warisan budaya dengan audiens modern, menjembatani tradisi dan inovasi untuk masa depan seni Indonesia. //Ril