TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Ada Banyak Pembaruan di Perayaan Imlek 2025 Kota Solo, Begini Penjelasan Panitia

Panitia Bersama Imlek 2025 melakukan beberapa pembaruan dalam perayaan tahun ini

WARTAJOGLO, Solo - Suasana semarak mulai terasa di Kota Solo jelang hari raya Imlek. Panitia Bersama Imlek 2025 Kota Solo telah melakukan berbagai persiapan, termasuk menghias kawasan sekitar Pasar Gede dengan ribuan lampion warna-warni. 

Tahun 2025 dalam kalender Imlek masuk dalam shio Ular Kayu. Karenanya lampion berbentuk ular berukuran besar dipasang di Bundaran Gladag sebagai maskot perayaan

Selain itu di sepanjang ruas Jalan Jenderal Sudirman hingga depan Balai Kota, lampion berbentuk ular juga menghias, bersanding dengan lampion berbentuk lambang shio yang lain.

"Ada beberapa lampion berbentuk ular berukuran besar yang kita pasang sebagai maskot. Termasuk di halaman Balai Kota, agar bisa dipakai untuk selfie oleh para pengunjung. Selain itu, ada lampion 12 shio, Buddha Tertawa, lampion Fuk, serta Dewa Dewi," jelas Sumartono Hadinoto, Ketua Panitia Bersama Imlek 2025, pada Selasa, 14 Januari 2025.

Sumartono menambahkan bahwa ada pembaruan signifikan dalam desain dan konfigurasi lampion tahun ini. Langkah ini diharapkan mampu menghadirkan suasana yang lebih segar dan menarik bagi masyarakat.

"Untuk lampion, tahun ini desainnya kita ganti yang baru. Lalu konfigurasinya juga baru, di mana di sela-sela lampion shio, kita tempatkan lampion Dewa Dewi. Sehingga masyarakat tidak bosan," ujarnya. 

Sebagai bagian dari inovasi, panitia juga menyelenggarakan Fun Run 5K untuk pertama kalinya pada Minggu, 2 Februari 2025. 

"Sifat dari fun run ini hanyalah untuk bersenang-senang. Jadi tidak ada hadiah. Jaraknya juga cuma 5 kilometer dengan rute Balai Kota menuju ke arah Jalan Arifin, lalu Gereja Purbayan, belok kiri ke arah barat, lurus sampai Mangkunegaran, melewati Jalan Slamet Riyadi ke arah timur hingga Bundaran Gladag, dan kembali lagi ke Balai Kota," terang Sumartono.

Selain Fun Run, hal baru lain adalah durasi pesta kembang api yang akan dibuat lebih lama. Sehingga warga yang menonton bisa benar-benar puas.

Sementara rangkaian acara tradisional seperti kirab barongsai dan perayaan Cap Go Meh tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek ini. 

Untuk tema, tahun ini panitia mengusung tema Imlek dan Kebhinekaan. Tema ini mencerminkan kondisi masyarakat Kota Solo yang begitu majemuk, terutama dalam hal keyakinan keagamaan.

"Di Solo ini, semua hari raya keagamaan dirayakan dengan meriah dan penuh toleransi. Hal ini tentu memberikan kesan tersendiri di masyarakat, di mana kita semua jadi bisa tahu terkait tradisi di setiap hari raya keagamaan itu. Karena itulah kita berharap kebhinekaan ini bisa terus terjaga agar bisa meningkatkan branding pariwisata di Kota Solo," kata Sumartono.

Menurut Sumartono, perayaan Imlek yang penuh semangat kebersamaan ini tidak hanya mempererat persatuan masyarakat tetapi juga berpotensi meningkatkan daya tarik pariwisata Kota Solo. 

"Kita tidak perlu terpaku dengan rangking. Yang terpenting kita bisa merasakan manfaat dari kebhinekaan yang ada," pungkas Sumartono. //Kla

Type above and press Enter to search.