Penyanyi Rio Adi Wardhana (kiri) bersama musisi asal Solo Mr Jepank (tengah) dan CEO NextArt.id Rio Zee (kanan) dalam acara perkenalan mini album "Sisi lain" milik Rio Adi Wardhana |
WARTAJOGLO, Solo - Di era digital saat ini, banyak musisi menghadapi tantangan dalam meraih royalti, meskipun karya mereka sudah dipublikasikan di berbagai platform streaming.
Seringkali pihak aggregator maupun publisher yang dipercaya untuk membantu dalam pendistribusian karya-karya seniman ini, kurang bisa diandalkan, terutama dalam hal pembagian royalti.
Sistem yang tidak transparan karena keberadaan perusahaan aggregator dan publisher di luar negeri, menjadi salah satu faktor utama penyebab rendahnya royalti yang didapat seorang musisi dan seniman, dari karya mereka.
"Musisi sekelas Piyu Padi aja mengaku pernah cuma dapat royalti Rp125 ribu dalam setahun. Ini tentu saja sangat ironis, mengingat karya-karya Piyu sangat populer dan banyak didengarkan di masyarakat. Semua itu karena dia tidak bisa tahu berapa aliran uang, yang didapatkan dari karya-karyanya yang diputar," jelas Rio Zee Rinaldo, CEO NextArt.id dalam sebuah acara perkenalan mini album milik penyanyi Rio Adi Wardhana di Kota Solo pada Minggu 22 Desember 2024.
NextArt sendiri disebut sebagai jawaban dari berbagai permasalahan royalti yang dihadapi para seniman di tanah air.
Sebab sebagai perusahaan agrregator dan publisher, NextArt mengutamakan transparansi dan akses yang sangat luas untuk para seniman yang tergabung di dalamnya, untuk berkembang.
Akses yang sangat luas ini bisa terjadi karena perusahaan ini terhubung dengan lebih dari 150 platform digital, termasuk Spotify, Apple Music, Joox, Langit Musik, dan banyak lainnya.
CEO NextArt, Rio Zee, menjelaskan bahwa tujuan utama platform ini adalah membantu musisi, khususnya pencipta lagu, mendapatkan royalti sesuai dengan porsi hak mereka.
"Kami ingin membantu musisi dan penyanyi, terutama pencipta lagu dan komposer, untuk mendistribusikan lagunya agar mendapatkan hak ekonomi sesuai porsi. Dengan teknologi yang kami terapkan, karya mereka bisa tersebar di lebih dari 150 platform digital di seluruh dunia," ungkap Rio.
Rio juga menambahkan bahwa salah satu aspek yang membedakan perusahaannya dengan yang lain adalah transparansi dalam hal keuangan.
Menurutnya musisi akan diberitahu secara rinci mengenai biaya yang dikenakan, termasuk potongan pajak negara dan transfer bank antar negara.
"Masalah utama yang sering terjadi adalah potongan royalti yang tidak dijelaskan sebelumnya. Kami menjamin semua potongan dijelaskan secara rinci. Tidak ada angka yang ditutup-tutupi, karena klien bisa langsung mengakses lewat dashboard yang tersedia," tegas Rio.
Sejak berdiri pada Juli 2021, NextArt membuka pintu bagi musisi dari berbagai daerah di Indonesia.
Hal ini memberikan peluang besar bagi musisi daerah yang sering kali kesulitan mendapatkan akses untuk memperkenalkan karya mereka secara nasional maupun internasional.
Salah satu musisi daerah yang saat ini mempercayakan karyanya pada NextArt adalah Mr Jepank.
Musisi asal Solo yang pernah menjadi gitaris almarhum Didi Kempot ini, dikenal sebagai seniman yang sangat produktif.
Tak hanya mencipta lagu, pria bernama asli Fahrurrozi ini juga dikenal sebagai seorang komposer, yang dipercaya untuk menggarap beberapa lagu yang populer di masyarakat.
"Kami berharap bisa menjangkau musisi daerah yang belum memiliki publisher. Karenanya dengan kerja sama yang kita jalin dengan Mr Jepank ini, nantinya kami berharap Mr Jepank bisa menjadi penghubung antara seniman-seniman di wilayah Solo dan sekitarnya dengan kami. Sehingga ke depan semakin banyak seniman daerah yang berkembang di tanah air dan bahkan dunia," lanjut Rio.
Apalagi untuk bergabung dengan NextArt, para musisi tidak harus merogoh kocek sangat dalam.
"Bagi para musisi yang mau bergabung, mereka cukup membayar pendaftaran Rp85 ribu aja, dan karya mereka sudah bisa terdaftar serta terdistribusi di berbagai platform digital di seluruh dunia," tandas Rio.
Namun demikian, Rio menekankan bahwa kesuksesan seorang musisi tidak hanya bergantung pada platform distribusi, tetapi juga pada konsistensi dalam berkarya.
"Jangan hanya mendaftarkan satu atau dua lagu, lalu pasrah menunggu hasil. Karena kalau seperti itu, nantinya bisa mengganggu algoritma yang ada. Jadi kita harus selalu konsisten berkarya. Semakin banyak karya yang dipublikasikan, semakin besar peluang mendapatkan penghasilan besar," pungkasnya.
Gandeng Mr Jepank, NextArt. id Tawarkan Transparansi dalam Penghitungan Royalti https://t.co/nnRf83Scjk
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) December 23, 2024
Sementara Mr Jepank sendiri mengaku bahwa dirinya tertarik untuk bergabung dengan NextArt karena transparansi yang ditawarkan oleh perusahaan ini.
"Sebagai musisi tentu kita ingin karya kita dihargai, dalam hal ini bisa mendapatkan royalti. Karena itulah kemudian saya memutuskan untuk bergabung dengan NextArt ini, karena sistem yang ditawarkan sangat menarik, terutama dalam hal transparansi penghasilan. Apalagi NextArt ini kan perusahaannya jelas dari sisi alamat serta reputasinya. Beda dengan beberapa publisher dan aggregator lain, yang kantornya ada di luar negeri. Atau bahkan tidak ada perusahaannya yang resmi. Sehingga penghasilan kita rawan dimanipulasi," ungkapnya. //Sik