Induk Owa Ungko koleksi Solo Safari menggendong bayinya yang diberi nama Ron |
WARTAJOGLO, Jakarta - Komitmen dan dedikasi luar biasa dalam upaya pelestarian satwa langka, terus ditunjukkan Taman Safari Indonesia Group, dengan menyambut kelahiran baru dari tiga spesies berbeda di berbagai unit bisnisnya.
Momen ini menjadi bukti nyata keberhasilan program konservasi yang berkelanjutan dan dedikasi terhadap perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia serta dunia.
Kesuksesan pertama terjadi di Jakarta Aquarium & Safari (JAQS), yang merayakan kelahiran dua bayi Penguin Humboldt (Spheniscus humboldti), Flip dan Flop.
Nama ini dipilih melalui sayembara yang diikuti ratusan peserta di Instagram. Kelahiran mereka menambah populasi penguin di JAQS menjadi delapan ekor.
Penguin Humboldt, yang berasal dari pantai Pasifik Peru dan Chile, termasuk spesies yang populasinya kian terancam akibat perburuan dan perubahan habitat.
Kehadiran Flip dan Flop tidak hanya menjadi daya tarik edutainment bagi pengunjung tetapi juga upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi satwa langka ini.
Berikutnya adalah kelahiran Ron, bayi Owa Ungko (Hylobates agilis), di Solo Safari.
Ron lahir dari pasangan Galih dan Shinta, dan saat ini dalam kondisi sehat. Dengan kelahiran Ron ini, tentunya menambah populasi owa di Solo Safari menjadi enam individu.
Owa Ungko merupakan satwa endemik yang menghadapi ancaman serius akibat deforestasi dan perburuan liar.
Kehadiran Ron, yang kini berusia tiga bulan, menjadi simbol penting dalam upaya konservasi spesies ini.
Pengunjung Solo Safari dapat menyaksikan langsung bayi owa tersebut, yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian habitat alami mereka.
Yang tak kalah luar biasa tentunya adalah kelahiran dua bayi harimau Benggala (Panthera tigris) di The Grand Taman Safari Prigen.
Pasangan harimau Benggala, Kayla dan Anji, menyambut kelahiran dua anak jantan bernama Bima dan Bisma pada 24 September 2024.
Saat ini, kedua bayi harimau berada dalam perawatan intensif dan pengawasan ketat oleh tim konservasi.
Dengan kelahiran ini, Taman Safari kini melindungi 17 harimau Benggala, dan memperkuat perannya dalam pelestarian spesies yang berstatus rentan ini.
Harimau Benggala adalah simbol penting keberlanjutan ekosistem, dan setiap individu yang lahir menambah harapan bagi populasi mereka di alam liar.
“Kelahiran spesies-spesies ini adalah wujud nyata dari keberhasilan program pengembangbiakan dan konservasi yang kami jalankan,” ujar Alexander Zulkarnain, SVP Marketing Taman Safari Indonesia.
Ia menegaskan komitmen lembaga ini untuk melestarikan satwa langka, menjaga kesejahteraan mereka, dan memastikan keanekaragaman genetik yang penting bagi ekosistem global.
Sebagai bagian dari program edukasi, Taman Safari Indonesia terus melibatkan pengunjung dalam berbagai aktivitas yang menggabungkan hiburan dan pendidikan.
Luar Biasa, 3 Spesies Satwa Langka Sukses Berkembang Biak di Taman Safari Indonesia Group https://t.co/YwMKXqQ2ZR
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) November 28, 2024
Dengan pendekatan ini, mereka berharap dapat menginspirasi generasi mendatang untuk lebih peduli dan melindungi satwa liar.
Kehadiran generasi baru ini tidak hanya menjadi kebanggaan tetapi juga tanggung jawab besar untuk memastikan keberlangsungan hidup satwa-satwa langka di masa depan.
Karena itu Taman Safari Indonesia Group terus berupaya menjadi pelopor dalam pelestarian dan konservasi keanekaragaman hayati. //Sik