TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Tingkatkan Kesadaran Pencegahan Kekerasan Seksual, ISI Solo Gelar Talkshow tentang Toxic Relationship

Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) mengadakan talkshow berjudul “Toxic Relationship: Saat Cinta Jadi Luka”

WARTAJOGLO, Solo - Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) mengadakan talkshow berjudul “Toxic Relationship: Saat Cinta Jadi Luka”. 

Hal ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran mengenai hubungan beracun dan pencegahan kekerasan seksual. 

Acara ini berlangsung pada Jumat (25/10) di Gedung Sungging Prabangkara, Kampus II, dengan menghadirkan Kalis Mardiasih, kolumnis dan aktivis kesetaraan gender, sebagai narasumber utama. 

Talkshow ini dipandu oleh Hana Loka, dengan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.

Kalis Mardiasih, yang telah lama aktif mengampanyekan kesetaraan gender, membuka pembahasan dengan menjelaskan berbagai jenis Kekerasan Berbasis Gender (KBG), termasuk kekerasan fisik, verbal, psikis, dan ekonomi yang sering terjadi dalam hubungan personal. 

Kalis menekankan pentingnya kesadaran akan bentuk-bentuk kekerasan ini dan dampaknya yang dapat merusak mental maupun fisik korban. 

Ia juga membahas Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), yang mencakup ancaman dan pelecehan di ruang digital, baik melalui media sosial, aplikasi pesan, maupun platform online lainnya.

“Seringkali, kekerasan ini dianggap sepele karena terjadi di dalam hubungan yang dekat. Padahal, dampaknya bagi korban sangat serius, terutama ketika kekerasan tersebut berulang kali terjadi dalam hubungan yang dianggap sebagai tempat berlindung,” jelas Kalis.

Salah satu topik yang sangat ditekankan dalam talkshow ini adalah konsep persetujuan seksual atau consent. 

Kalis menjelaskan bahwa persetujuan dalam hubungan harus bersifat jelas dan tidak ambigu. 

Ia juga menegaskan bahwa setiap bentuk interaksi intim memerlukan persetujuan dari kedua belah pihak, dan bahwa ketidakjelasan dalam persetujuan dapat membuka ruang terjadinya kekerasan seksual. 

Selain itu, Kalis menguraikan berbagai bentuk kekerasan seksual, seperti pelecehan, eksploitasi, hingga perbudakan seksual, serta dampak jangka panjang yang ditimbulkan pada korban.

“Penting bagi kita untuk memahami bahwa consent itu harus eksplisit. Tidak ada paksaan, dan harus ada kesadaran penuh dalam memberi persetujuan. Ini adalah hak dasar setiap individu yang tidak boleh diabaikan,” tambahnya.

Talkshow ini diharapkan mampu menjadi wadah edukasi, membantu mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum memahami tanda-tanda hubungan beracun dan langkah konkret mencegah kekerasan seksual. 

ISI Solo terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman, bebas dari kekerasan, dan mendukung bagi seluruh sivitas akademika serta komunitas sekitar.

Peserta talkshow didorong untuk lebih waspada mengenali bentuk-bentuk kekerasan, baik di dunia nyata maupun di dunia digital, dan memahami pentingnya langkah-langkah pencegahan. 

Selain itu, peserta juga mendapatkan informasi mengenai layanan pengaduan kekerasan berbasis gender dan akses bantuan jika mengalami kekerasan.

Talkshow “Toxic Relationship: Saat Cinta Jadi Luka” ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan edukatif yang diselenggarakan ISI Solo sebagai bentuk tanggung jawab institusi dalam meningkatkan pemahaman akan isu-isu gender dan kekerasan. 

Acara ini diharapkan dapat membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjaga diri serta mengambil tindakan saat dihadapkan dengan situasi yang tidak sehat atau mengancam.

Untuk informasi lebih lanjut, peserta atau masyarakat dapat menghubungi Satgas PPKS ISI Surakarta melalui Contact Person: Muthia (0812-1537-1371). //Hum

Type above and press Enter to search.