Pembakaran replika kapal tandai ritual arwah King Hoo Ping di Lithang Gerbang Kebajikan Solo |
WARTAJOGLO, Solo - Warga Solo yang beragama Khonghucu mengikuti upacara sembahyang arwah yang dikenal sebagai King Hoo Ping, di Lithang Gerbang Kebajikan, Jalan Jagalan, Kota Solo, pada Minggu, 1 September 2024.
Upacara yang digelar oleh Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) diadakan bertepatan dengan tanggal 29 bulan ke-7 tahun 2575 Imlek, yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa sebagai bulan ketika para arwah leluhur kembali ke dunia untuk mengunjungi keluarga mereka.
King Hoo Ping adalah ritual penting bagi umat Khonghucu untuk menghormati arwah leluhur yang telah meninggal dunia.
Menurut tradisi Tionghoa, bulan ketujuh dalam kalender Imlek dikenal sebagai "bulan arwah," di mana pintu akhirat terbuka dan arwah leluhur diberi kesempatan untuk turun ke dunia dan menengok keluarga mereka yang masih hidup.
Namun, ada kalanya keluarga tidak menyelenggarakan upacara untuk menjamu arwah leluhur, sehingga diadakanlah sembahyang King Hoo Ping secara bersama di Lithang atau kelenteng untuk menghormati dan mengantarkan arwah kembali ke dunia mereka.
"Kami menggelar upacara ini sebagai bentuk penghormatan kepada para arwah leluhur yang datang ke dunia. Ini adalah cara kami untuk menjamu mereka dan mengantarkan mereka kembali ke alam keabadian," ujar Ws. Adjie Chandra, pendeta di Lithang Gerbang Kebajikan yang memimpin sembahyang.
Berbagai sajian makanan dan minuman disediakan di atas altar sebagai pelengkap sembahyangan. Sajian tersebut dibagi menjadi dua kelompok: satu untuk vegetarian dan satu lagi untuk umum.
"Meski ini hanya simbolisasi jamuan kita terhadap arwah leluhur, tentunya kita juga menyesuaikan dengan kesukaan mereka semasa hidup," jelas Adjie. "Jika semasa hidupnya mereka seorang vegetarian, tentu mereka tidak akan mau memakan sajian daging."
Salah satu elemen menarik dalam upacara ini adalah replika kapal sepanjang sekitar 2 meter yang diisi dengan gulungan kertas berwarna merah dan emas.
Menurut Adjie, gulungan kertas ini melambangkan arwah leluhur yang didoakan dalam upacara tersebut.
"Ada lebih dari 600 arwah leluhur yang kita doakan kali ini. Kapal ini menjadi simbol alat transportasi yang akan mengantar mereka kembali ke alam keabadian. Karena itu, di akhir ibadah, kapal ini akan dibakar sebagai simbol penyempurnaan," ungkapnya.
Ditambahkan Adjie, bahwa masyarakat Tionghoa secara tradisional melakukan ibadah khusus sebanyak tiga kali dalam setahun: pada Tahun Baru Imlek, Cingbing (perayaan untuk membersihkan makam leluhur), dan King Hoo Ping.
Gelar Ritual Arwah Sambil Bakar Kapal, Warga Solo Doakan Pilkada 2024 Berjalan Aman https://t.co/w346DVbVT1
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) September 1, 2024
Hal ini dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap arwah leluhur yang diyakini telah banyak berjasa dalam kehidupan mereka.
Dalam ajaran Khonghucu, arwah leluhur diperlakukan seolah mereka masih hidup, sehingga mereka harus dihormati dan dijamu dengan makanan yang mereka sukai semasa hidup.
Selama bulan ketujuh Imlek, yang disebut Jit Gwe, umat Khonghucu diwajibkan untuk melakukan sembahyang penghormatan kepada arwah leluhur di rumah masing-masing.
Kemudian, sebelum bulan ini berakhir dan para arwah kembali ke alam mereka, diadakan upacara King Hoo Ping sebagai bentuk penghormatan terakhir.
MAKIN Surakarta biasanya memilih hari Minggu terakhir di bulan ketujuh Imlek untuk melaksanakan upacara ini, yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 1 September.
Upacara King Hoo Ping tidak hanya merupakan ritual keagamaan, tetapi juga sarana pendidikan moral dan etika bagi umat Khonghucu, terutama generasi muda.
"Upacara ini mengajarkan kita untuk selalu mengenang dan menghormati leluhur, serta menumbuhkan kesediaan untuk membantu orang lain," kata Adjie.
Yang menarik, dalam upacara King Hoo Ping kali ini, umat Khonghucu Kota Solo juga berdoa agar gelaran pilkada pada November 2024 nanti berjalan lancar.
"Semoga Tuhan memberi kelancaran pada gelaran pilkada nanti. Sehingga bisa terpilih seorang pemimpin yang bisa membawa kebaikan pada seluruh umat. Serta bisa semakin memajukan bangsa Indonesia," ucap Adjie dalam doa yang dibacakan. //Kls