TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

ISI Solo Gandeng Perpustakaan Nasional Gelar Sosialisasi Layanan ISMN

ISI Solo bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) sukses menyelenggarakan acara “Sosialisasi Layanan International Standard Music Number (ISMN)

WARTAJOGLO, Solo - Fakultas Seni Pertunjukan dan Unit Penunjang Akademik (UPA) ISI Solo bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) sukses menyelenggarakan acara “Sosialisasi Layanan International Standard Music Number (ISMN)” pada Selasa, 27 Agustus 2024. 

Acara ini dilaksanakan di Ruang Seminar ISI Solo dengan menghadirkan narasumber Ratna Gunarti, S.Sos. dari Perpusnas RI, serta Dr. Bondet Wrahatnala, S.Sos., M.Sn., dan Wahyu Thoyyib Pambayun, S.Sn., M.Sn., dari ISI Solo.

Seminar ini dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, Dr. Bondet Wrahatnala, S.Sos., M.Sn., yang didampingi oleh Kepala UPA Perpustakaan ISI Surakarta, M. Ali Nurhasan Islamy, S.Sos., M.A. 

Sosialisasi ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, alumni, dan komunitas seni di Surakarta, yang menunjukkan tingginya minat dan antusiasme terhadap layanan ISMN dan pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual dalam bidang musik.

Ratna Gunarti, narasumber dari Perpusnas RI, memberikan gambaran umum mengenai sejarah, ruang lingkup, dan manfaat layanan ISMN yang dikelola oleh Kelompok Kerja Pengawasan Bibliografi dan Layanan ISBN dan ISMN Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 

ISMN adalah kode identifikasi unik yang digunakan untuk publikasi musik bernotasi, seperti partitur dan buku musik. Manfaat utama dari ISMN yang disampaikan oleh Ratna meliputi:

1. Identitas Unik Partitur: ISMN memberikan nomor identifikasi unik bagi setiap partitur musik yang terdaftar, memudahkan pencarian dan pengelolaan koleksi musik.

2. Perlindungan Hak Cipta: Dengan ISMN, pencipta lagu mendapatkan perlindungan hak cipta yang lebih baik, membantu mencegah penyalahgunaan dan plagiarisme.

3. Alat Temu Kembali Informasi: Memudahkan akses dan pencarian informasi terkait partitur musik di perpustakaan dan lembaga dokumentasi lainnya.

4. Pelestarian dan Perlindungan Keaslian: ISMN membantu melestarikan, menyimpan, dan melindungi keaslian karya musik, memastikan keberlanjutan akses ke karya tersebut di masa depan.

Dr. Bondet Wrahatnala membahas lebih lanjut mengenai dua bentuk rekognisi karya musik di Indonesia: Hak Cipta dan ISMN. 

Menurutnya, kedua bentuk rekognisi ini memiliki manfaat yang serupa dalam memberikan perlindungan dan penguatan bagi karya musik. 

Namun, saat ini, kedua entitas tersebut masih belum terintegrasi secara optimal. Oleh karena itu, Bondet Wrahatnala menyarankan agar Perpusnas RI bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mengintegrasikan ISMN dengan sistem Hak Cipta, sehingga dapat memberikan perlindungan yang lebih komprehensif bagi para pencipta musik.

Selain itu, Bondet juga menyatakan bahwa ISMN bisa menjadi salah satu persyaratan penting bagi mahasiswa di ISI Solo, terutama mereka yang berada di minat kekaryaan seperti Jurusan Karawitan atau mahasiswa pascasarjana di bidang penciptaan musik, untuk melengkapi dokumen tugas akhir mereka.

Wahyu Thoyyib Pambayun, dosen dan komposer muda di Jurusan Karawitan ISI Solo, berbagi pengalamannya dalam mempersiapkan karya musik untuk diseminasi di tingkat nasional dan internasional. 

Ia menekankan pentingnya kelengkapan portofolio digital dan persiapan dokumen yang rigit sebagai persyaratan dalam proses open call untuk diseminasi karya musik. Menurut Wahyu, beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh para komposer atau pencipta musik meliputi:

1. Dokumentasi Karya: Menyiapkan dokumentasi karya dalam bentuk video, audio, dan notasi setidaknya 3-5 karya.

2. Display Karya pada Platform Digital: Menyajikan karya pada platform digital dengan kelengkapan HKI atau ISMN untuk mendukung rekognisi resmi.

3. Portofolio dan Jejak Kekaryaan: Membuat portofolio yang solid dan mendokumentasikan jejak kekaryaan dengan baik.

4. Pendaftaran ke Open Call: Mendaftarkan karya ke open call yang sesuai dengan karakteristik dan persyaratan masing-masing lembaga penyelenggara.

Melalui sosialisasi ini, ISI Solo dan Perpusnas RI berharap dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya ISMN bagi para seniman dan pencipta karya musik, serta mendorong pengembangan dan perlindungan karya musik Indonesia di kancah nasional dan internasional. //Bang

Type above and press Enter to search.