TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Bakal Libas Calon yang Diusung PDIP, Segini Prediksi Perolehan Suara Pasangan Gusti Bhre - Astrid di Pilkada Solo

Dalam survey yang dilakukannya, Dr Suwardi menyebut bahwa pasangan Gusti Bhre - Astrid bakal mengungguli pasangan yang diusung PDI Perjuangan

WARTAJOGLO, Solo - Dinamika perpolitikan di Kota Solo jelang pemilihan wali kota pada November 2024 mendatang terus bergerak. Beberapa nama yang sebelumnya diprediksi ikut meramaikan konstelasi politik ini, akhirnya mulai surut dan bahkan tak masuk perhitungan. Salah satunya putra bungsu Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

Hal ini terungkat dari hasil survey terakhir yang dilakukan oleh Solo Raya Polling, yang menyisakan beberapa nama calon kandidat kuat yang bakal maju dalam persaingan berebut kursi orang nomor satu di Kota Solo. 

Dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) nama Wali Kota Surakarta saat ini, Teguh Prakosa, masih menduduki peringkat tertinggi, disusul pengusaha Solo, Her Suprabu.

Sementara dari partai Koalisi Indonesia Maju, nama Pengageng Pura Mangkunegaran KGPAA Mangkunagoro X berada di peringkat teratas. Di bawah pria yang akrab disapa Gusti Bhre ini ada nama Rektor Universitas Surakarta (UNSA), Astrid Widayani serta Ketua DPC Partai Golkar Surakarta, Sekar Krisnauli Tandjung.

Namun dari sekian nama yang muncul tersebut, menurut Direktur Solo Raya Polling, Dr Suwardi, elektabilitas tertinggi dimiliki oleh Gusti Bhre. 

Elektabilitas ini penting, karena terkait dengan pilihan responden terkait siapa yang akan dipilih di saat hari pemungutan suara.

"Secara popularitas, Pak Teguh masih mengungguli Gusti Bhre. Karena bagaimanapun beliau saat ini juga sedang menjabat sebagai wali kota. Sehingga tentu namanya lebih banyak dikenal. Namun secara elektabilitas, ternyata Gusti Bhre jauh lebih unggul. Artinya orang akan lebih memilih Gusti Bhre dibandingkan dengan Pak Teguh," jelas Suwardi saat memaparkan hasil survey terakhirnya pada Selasa 13 Agustus 2024.

Disebutkan bahwa Gusti Bhre memiliki elektabilitas hingga 49,7%, sementara Teguh hanya sebesar 37,3%. 

Hal ini kemudian juga berpengaruh pada hasil simulasi yang dilakukan dnegan memasangkan Gusti Bhre dengan dua calon lain di luar PDIP. Yang mana hasilnya juga mengungguli pasangan Teguh Prakosa dengan Her Suprabu.

Pemilihan Her Suprabu sebagai pasangan Teguh bukan tanpa alasan. Selain karena saat ini PDIP belum memutuskan untuk melakukan koalisi, Her Suprabu di internal PDIP, dalam survey yang dilakukan Solo Raya Polling menempati posisi tertinggi, setelah Teguh. 

Sehingga kemudian diasumsikan bahwa pasangan ini yang akan maju dalam pemilihan Wali Kota Surakarta November mendatang.

"Dalam simulasi pasangan Gusti Bhre dengan Astrid, pasangan ini mendapat 54,7% suara. Sedangkan pasangan Teguh dan Her Suprabu hanya 41%. Sementara saat Gusti Bhre dipasangkan dengan Sugeng Riyanto dari PKS, perolehan suaranya agak menurun menjadi 54,1%. Dan pasangan Teguh - Her Suprabu tetap di angka 41%. Itu artinya, dipasangkan dengan siapapun, Gusti Bhre masih tetap mengungguli Teguh," ungkap Suwardi.

Nama Sugeng Riyanto dipilih karena ada dugaan bahwa partai pengusungnya akan memilih merapat ke Koalisi Indonesia Maju daripada ke PDIP. 

Sehingga peluang untuk mengusung Sugeng Riyanto sebagai calon wakil wali kota cukup terbuka. 

Bahkan yang menarik, para responden dalam survey tersebut, 61,5% di antaranya menyebut bahwa pasangan Gusti Bhre - Astrid akan memenangkan pemilihan wali kota Surakarta. 

Dugaan ini cukup masuk akal mengingat Gusti Bhre dan pasangannya didukung semua partai besar selain PDI Perjuangan. Sehingga perolehan suara yang kemungkinan didapat, tentunya juga akan snagat signifikan untuk membawanya memenangi pilkada ini.

"PDIP di Solo memang masih kuat. Tapi suaranya hanya 20 kursi. Sementara partai koalisi di luar itu yang mencakup Golkar, Gerindra, PSI, PAN, PKB dan PKS mencapai 25 kursi. Sehingga tentu kuat dugaan bahwa calon yang diusung akan menang," papar Dekan FISIP Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta ini.

Survey ini sendiri menurut Suwardi melibatkan 735 responden dan digelar dari 28 Juli hingga 5 Agustus 2024, dengan margin eror 5% dan tingkat signifikansi mencapai 95%. //Kls

Type above and press Enter to search.