TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Panen Cabai di Sragen, BI Dorong Penerapan Teknologi Screen Net - Water Sprinkler untuk Jaga Ketahanan Pangan

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (empat dari kiri) melakukan panen cabai bersama pejabat BI Solo dan Forkompimda Sragen

WARTAJOGLO, Sragen - Salah satu komoditas strategis yang sering menyumbang inflasi dalam kelompok volatile food adalah cabai. 

Di wilayah Soloraya, Kabupaten Sragen merupakan produsen cabai merah besar (teropong) terbesar, dengan luas lahan sekitar 502 Ha dengan tingkat produksi sebanyak 3,465 ton (Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2024). 

Produksi tersebut bukan hanya dipasok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Sragen saja, tetapi juga masyarakat Kota Surakarta. 

Cabai mayoritas disuplai melalui beberapa pengepul di sekitar lokasi dan disetorkan ke distributor besar di Pasar Bunder Sragen dan Pasar Legi Surakarta.

Salah satu kelompok petani di Sragen yang memproduksi dan menjadi penyuplai cabai merah besar adalah Gapoktan Guyub Rukun yang berlokasi di Desa Jenggrik, Kecamatan Kedawung. 

Sejak tahun 2021, Gapoktan Guyub Rukun bersinergi dengan Bank Indonesia Solo menjadi klaster mitra binaan yang dipilih berdasarkan proses identifikasi dan analisa menyeluruh oleh Bank Indonesia Solo bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen.

Beberapa kendala yang dihadapi Gapoktan adalah cuaca yang yang tidak menentu beberapa tahun terakhir menyebabkan budidaya cabai menjadi lebih menantang. 

Banyak lahan cabai yang kurang optimal dalam berproduksi, bahkan beberapa gagal panen. Kondisi tersebut terbukti menurunkan ketersediaan pasokan dan meningkatkan tekanan inflasi.

Merespons hal tersebut, sejak akhir 2022 Bank Indonesia Solo bersama Gapoktan Guyub Rukun mengembangkan teknologi budidaya cabai ramah lingkungan menggunakan sungkup (screen net) yang dilengkapi alat penyiraman otomatis (water sprinkler) pada lahan seluas 2.300 m². 

Implementasi teknologi yang telah melewati 2 kali Masa Tanam (MT) telah memberikan manfaat bagi Gapoktan yang besar, antara lain melalui peningkatan produksi karena tanaman tumbuh dengan lebih baik dan tahan terhadap perubahan cuaca ekstrim, penurunan waktu dan biaya tenaga untuk menyirami tanaman serta penggunaan pupuk yang lebih sedikit. 

Dengan penggunaan teknologi tersebut, terjadi peningkatan efisiensi biaya sekitar 30% dan peningkatan laba sekitar 10% dibandingkan sebelum penggunaan teknologi tersebut.

Di awal Juli 2024 ini Gapoktan Guyub Rukun kembali membuahkan hasil yang sangat baik dengan produksi sebesar 3 ton cabai. 

Untuk menambah semangat petani dan sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjaga inflasi, Bank Indonesia Solo bersama Bupati Sragen, Forkopimda serta jajaran stakeholders di lingkup Kabupaten Sragen menyelenggarakan kegiatan panen cabai bersama di Desa Jenggrik, Kecamatan Kedawung. 

Kegiatan tersebut juga merupakan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang perlu terus diperkuat oleh TPID. 

Pada kesempatan tersebut Bank Indonesia juga menyerahkan sarana transportasi berupa kendaraan angkut beroda tiga yang dapat dimanfaatkan oleh anggota. kelompok khususnya untuk menjual hasil panennya secara kolektif. 

Penggunaan transportasi yang lebih efisien dengan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah diharapkan semakin mengurangi biaya operasional budidaya cabai..

Ke depan, upaya menghadapi persiapan kemarau panjang yang berpotensi dapat mempengaruhi ketersediaan pasokan cabai akan terus ditingkatkan. 

Melalui sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan implementasi penggunaan teknologi tepat guna sesuai dengan kondisi lahan yang didukung juga dengan penerapan pertanian ramah lingkungan dapat diperluas sehingga berdampak pada tingkat inflasi yang terkendali dengan baik. //Ril

Type above and press Enter to search.