TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Angkat Tema "Soul of The Wild", Event IAPVC di Solo Safari Haram Pakai Foto AI, Ini Alasannya

Para peserta lomba IAPVC sedang mengambil gambar satwa onta di Solo Safari bersama seorang model

WARTAJOGLO, Solo - Taman Safari Indonesia kembali menggelar event tahunan bergengsi, International Animal Photo and Video Competition (IAPVC) yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-33. 

Kali ini Solo Safari didapuk sebagai tuan rumah. Dan ini untuk kedua kalinya bagi Solo Safari untuk penyelenggaraan IAPVC, yang digelar selama dua hari, yaitu pada Sabrtu dan Minggu, 20 - 21 Juli 2024.

IAPVC memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap satwa liar. 

“Ini merupakan ajang edukasi, di mana melalui foto dan video yang dibuat, kita berharap misi konservasi bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat,” jelas Alexander Zulkarnain, Senior Vice President Marketing Taman Safari Indonesia, saat ditemui di sela-sela acara pada Sabtu, 20 Juli 2024.

Sebagai event internasional, IAPVC juga terbuka untuk peserta dari luar negeri. Dan yang menarik, peserta bebas menentukan objek foto mereka dan tidak terbatas pada kawasan Solo Safari. 

“Karena ini event internasional, kita tidak mengkhususkan pengambilan fotonya harus di Taman Safari. Jadi peserta bisa mengambil gambar di manapun. Tapi tentunya akan lebih mudah kalau pengambilan gambar dilakukan di Taman Safari. Karena di situ sudah ada satwanya. Jadi tinggal cari angle yang pas. Beda kalau misal mau ambil langsung di hutan. Bisa nunggu 2 bulan baru ketemu,” lanjut Alex.

Untuk memotivasi peserta, hadiah total ratusan juta rupiah telah disiapkan untuk pemenang dari beberapa kategori. 

Namun, Alex menegaskan bahwa yang terpenting dari penyelenggaraan lomba ini bukanlah hadiahnya. 

“Hadiah mungkin akan jadi daya tarik tersendiri, namun yang terpenting di sini adalah kita ingin mengedukasi. Karena itulah dalam lomba ini kita membuka satu kategori baru yakni Photo Enthusiast, yang dikhususkan untuk anak-anak setingkat SD, SMP, SMA. Sehingga selain mengambil foto, mereka juga bisa belajar tentang kehidupan satwa liar,” tandas Alex.

Tema dari event kali ini adalah "Soul of The Wild". Dengan tema tersebut, para peserta diharapkan bisa menangkap jiwa-jiwa liar dari para satwa tanpa rekayasa. 

Oleh karena itu, panitia tidak menerima foto hasil rekayasa AI. Karena dengan foto AI ini, maka misi edukasi yang diharapkan panitia tidak akan tersampaikan.

“Foto AI itu menurut Mas Arbain Rambey dalam talkshow tadi, tidak memiliki jiwa. Tidak ada rohnya. Sehingga terlihat kosong. Makanya kita tidak menerima foto AI untuk lomba ini,” tegas Rio Mahendra, General Manager Solo Safari.

Rio pun menegaskan kembali bahwa event ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga wadah edukasi dan konservasi. Yang diharapkan mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan satwa liar serta habitatnya. //Sik

Type above and press Enter to search.