WARTAJOGLO, Solo - Politik adalah seni menyejahterakan rakyat, yang menyangkut strategi dan kecerdasan dalam mewujudkannya.
Namun sayangnya pendidikan politik di masyarakat masih belum benar-benar bisa dipahami dengan baik. Sehingga seringkali banyak terjadi kesalahpahaman terkait hal itu.
Kurangnya pemahaman tentang politik ini terungkap dalam seminar nasional "Peran Pemuda dalam Dinamika Pendidikan Politik di era Digitalisasi", yang diselenggarakan Prodi PPKN FKIP Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, pada Sabtu 15 Juni 2024.
Rektor Unisri, Prof Sutoyo saat menyampaikan materi dalam seminar nasional tentang pendidikan politik |
Menurut Drs. Wartoyo, selaku ketua pelaksana, seminar nasional ini menghadirkan tiga narasumber antara lain Prof. Dr. Sutoyo, M.Pd., yang juga Rektor Unisri. Lalu Panji Putra Ariyanto, S.Sos., dan Alexander Okia Gisfta.
Prof. Dr. Sutoyo membahas Edukasi tentang Pendidikan Politik kepada Masyarakat. Sementara Panji Putra Ariyanto, S.Sos membahas Edukasi kepada Mahasiswa menjadi Pemuda yang Mampu Menyikapi Keadaan Politik yang Terjadi di Masyarakat.
Sedangkan Alexander Okia Gisfta, yang tak lain mahasiswa Fakultas Hukum Unisri membahas tentang Implementasi Pendidikan Politik dengan Keadaan Politik yang Terjadi.
Acara dibuka oleh wakil rektor bidang kemahasiswaan alumni dan kerja sama, Dr. Joko Pramono, S.Sos.
"Pada saat Indonesia mencapai usia emas, peserta saat ini yang akan mencapai di puncak emas. Oleh karena itu kami berharap mahasiswa bisa mempersiapkan sebaik mungkin, untuk menyongsong Indonesia emas ke depan. Di mana ini menjadi tonggak Indonesia maju. Ini salah satu tantangan besar bagi mahasiswa saat ini di era digitalisasi," ujar Joko dalam sambutannya.
Sementara itu Prof Sutoyo selaku pembicara menjelaskan bahwa pendidikan politik itu penting.
"Pendidikan politik merupakan usaha sadar untuk memahamkan masyarakat tentang politik, terutama menyangkut dalam hal kebijakan maupun hak dan kewajiban sebagai warga negara," katanya.
Manfaat pendidikan politik menurut Sutoyo antara lain dapat memahamkan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Yang kedua, bisa mewujudkan sikap saling menghormati dan menghargai, sehingga persatuan bangsa dapat terjaga.
Kurangnya Pemahaman Politik di Masyarakat, Unisri Gelar Seminar Nasional Terkait Peran Pemuda dalam Dinamika Pendidikan Politik https://t.co/mmFzT3X6Lf
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) June 22, 2024
Ketiga, bisa menghindarkan dari konflik vertikal dan horizontal yang berdampak perpecahan kelompok dan bangsa.
Dan keempat, dengan stabilitas politik yang terjaga, maka tujuan Pembangunan bisa dengan cepat terwujud.
"Ada beberapa jalur pendidikan politik yang bisa dilewati para mahasiswa. Yakni, jalur pendidikan, jalur media, dan jalur birokrasi," kata Rektor Universitas Slamet Riyadi Surakarta itu.
Lebih lanjut Prof Sutoyo mengatakan, banyak fenomena politik di masyarakat, seperti, munculnya apatisme politik di masyarakat, terjadinya politik transaksional, serta terjadinya politik uang.
Kemudian, terjadinya kecurangan-kecurangan dalam mencapai tujuan politik, ketidaksiapan mental bagi yang kalah dan yang menang, serta munculnya dendam-dendam politik.
"Ada upaya untuk mencegah konflik politik tersebut. Mulai dari pendidikan politik secara berkelanjutan hingga keteladanan para elit politik dan para pemimpin, serta mengembangkan nilai toleransi," jelasnya.
Hal lain yang tak kalah penting menurut Sutoyo adalah memahamkan dampak konflik politik, memahamkan pentingnya nilai persatuan, serta pembangun komunikasi secara baik.
Sementara Alexander Okia Gifta yang tampil sebagai pembicara ketiga mengamini pernyataan rektor itu.
Mahasiswa Fakultas Hukum Unisri tersebut mengatakan, pendidikan politik memang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa supaya menimbulkan kesadaran sosial.
Dikatakan, mahasiswa jangan dicetak menjadi robot-robot pekerja. Kampus harus mendorong agar mahasiswanya meningkatkan minat bakat, memberikan penyadaran akan peran dan fungsinya di masa yang akan datang.
"Dengan pendidikan politik, maka kita akan sadar betapa pentingnya politik itu dalam pembangunan bangsa dan negara," tandasnya.
Lebih lanjut Alexander mengatakan, mahasiswa memegang peranan penting dalam politik kampus karena mereka adalah agen perubahan yang dapat mempengaruhi kebijakan dan kegiatan kampus.
Selain itu, politik kampus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, komunikasi, dan negosiasi.
"Dalam prosesnya, mahasiswa dapat membangun jaringan yang luas, meningkatkan pemahaman terhadap isu-isu sosial dan politik, serta mendapatkan pengalaman berharga yang berguna di masa depan," tandasnya. //Hum