WARTAJOGLO, Solo - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surakarta terus berupaya melakukan berbagai langkah strategis untuk mencegah peredaran narkoba di tengah masyarakat.
Salah satu upaya yang menjadi fokus utama adalah melakukan sosialisasi intensif guna menjelaskan program-program kerja BNN.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami keberadaan dan fungsi lembaga ini.
Kepala BNN Kota Surakarta AKBP I Gede Nakti Widhiarta |
Ketidaktahuan tersebut menyebabkan banyak orang menganggap BNN sebagai momok yang menakutkan, terutama bagi mereka yang mengalami ketergantungan pada narkotika. Akibatnya, proses pemulihan menjadi sulit dilakukan.
Karena itulah, Kepala BNN Kota Surakarta, AKBP I Gede Nakti Widhiarta, menekankan pentingnya kolaborasi dengan media untuk menyebarluaskan informasi yang benar mengenai peran dan fungsi BNN.
"Kami berharap bisa terjalin kolaborasi antara BNN dengan teman-teman media, sehingga berbagai program yang selama ini dijalankan BNN bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Dan tidak ada lagi salah persepsi," ujar Nakti di hadapan awak media dalam acara Coffe Morning di Kantor BNN Kota Surakarta pada Rabu 12 Juni 2024.
Menurut Nakti, masih banyak masyarakat yang enggan melapor karena khawatir akan dipidana.
Padahal, BNN memiliki berbagai program yang dirancang untuk membantu pemulihan bagi mereka yang ketergantungan narkoba tanpa harus menghadapi ancaman pidana.
"Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi BNN Kota Surakarta adalah mengubah persepsi masyarakat terkait pelaporan bagi mereka yang ketergantungan narkotika. Banyak yang takut melapor karena mengira mereka akan langsung dipidana. Padahal, BNN menyediakan jalur pelaporan yang aman dan rahasia, serta memberikan dukungan penuh untuk pemulihan," lanjut nakti.
Selain itu, terdapat kesalahpahaman mengenai fasilitas rehabilitasi yang disediakan oleh BNN. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa rehabilitasi berbiaya mahal, sehingga enggan untuk mencari bantuan.
Banyak Masyarakat Salah Persepsi, BNN Kota Surakarta Ajak Media Berkolaborasi untuk Sosialisasi Program https://t.co/cH2aAxam1A
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) June 12, 2024
"Selama ini masyarakat masih salah paham terkait fasilitas rehabilitasi. Sekali lagi saya tegaskan bahwa BNN menyediakan fasilitas rehabilitasi secara gratis. Dan hal ini perlu disosialisasikan lebih luas agar semakin banyak masyarakat yang mau memanfaatkan layanan tersebut," tegasnya.
Nakti juga menambahkan bahwa kolaborasi dengan media sangat penting, mengingat Kota Surakarta saat ini menduduki peringkat kedua di bawah Semarang dalam hal kasus penyalahgunaan narkoba.
Dengan dukungan media, diharapkan angka penyalahgunaan narkoba di Surakarta dapat ditekan, dan masyarakat semakin memahami, serta memanfaatkan layanan yang disediakan oleh BNN untuk mengatasi masalah ketergantungan narkotika.
"Di tahun 2023, tercatat ada 130 kasus di Solo Raya. Angka ini terbesar kedua setelah Semarang. Hal ini bisa terjadi karena Solo ini adalah kota yang mengalami perkembangan pesat. Dan perkembangan sebuah kota memang seringkali berbanding lurus dengan tingkat penyalahgunaan narkoba. Karena itulah sekali lagi kami berharap bisa berkolaborasi dengan media untuk mewujudkan Indonesia yang bebas penyalahgunaan narkoba," pungkas Nakti. //Sik