TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Mengintip Upaya Pelestarian Seni Batik Ala Seniman Batik Laweyan

WARTAJOGLO, Solo - Berbagai kreatifitas senantiasa dilakukan oleh para pengrajin batik di Kampung Batik Laweyan, sebagai upaya untuk tetap eksis dalam berkarya.

Dan salah satu hasil kreasi yang terbilang mengagumkan adalah dibuatnya Al Quran dalam bentuk kreasi batik oleh salah seorang pengrajin.

Adalah Alpha Febela Priyatmono, sosok yang memiliki ide untuk membuat kreasi Quran batik ini. Yang mana hal itu disebutnya sebagai bagian dari pembelajaran dirinya dan masyarakat terkait ajaran agama.



Alpha juga menyebut bahwa dibuatnya Quran batik ini terinspirasi adanya Quran follow the line buatan seorang ulama temannya, yang cara membacanya dengan menggunakan pensil.

"Cara membaca Quran itu dengan menebali tulisan yang sudah ada. Sehingga selain membaca, maka kita juga otomatis menulis. Dari situlah lantas terbersit pikiran untuk membuat Quran tulisan tangan dengan metode batik," jelas Alpha saat ditemui di rumahnya, di kawasan Kampung Batik Laweyan, Solo.

Mulailah dia membuat Quran ini di atas lembaran kain berukuran 80 cm X 50 cm, yang mana di tiap sisinya dihias dengan berbagai motif batik.

“Dengan menciptakan Al Quran ini, setidaknya akan mendorong minimal pembatiknya sendiri untuk membacanya. Karena pada saat membuat, otomatis dia juga akan membaca tiap huruf yang ada," lanjut Alpha..

Alpha sendiri selama ini memang dikenal sebagai seorang seniman batik, yang kerap menciptakan beragam kreasi seni yang dikaitkan dengan berbagai fenomena dan kejadian yang sedang terjadi di masyarakat.

Ya, selain membuat gebrakan dengan menciptakan Quran batik, Pemilik galeri Batik Mahkota Laweyan itu juga rutin menciptakan karya berupa wayang beber batik sepanjang puluhan meter.

Beragam tema telah diangkatnya dalam wujud lukisan wayang beber. Yang menurutnya sebagai bagian dari ekspresi seni dirinya serta upaya pelestarian seni batik itu sendiri.

"Batik adalah seni warisan leluhur kita yang harus terus dijaga. Karena itulah, kita tidak bisa hanya melihat dari sisi komersil saja. Tetap harus ada upaya pelestarian di balik aspek ekonomi," tandas Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan ini.

Terkait karya wayang bebernya, saat ini Alpha tengah berusaha menciptakan alur cerita sejarah perjuangan bangsa, dengan menampilkan tokoh-tokoh pahlawan dari berbagai daerah di Indonesia.

Beberapa karyanya yang sudah jadi terlihat menampilkan sosok Sultan Agung dengan rangkaian cerita perlawanannya kepada penjajah Belanda.

Lalu ada juga Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten yang juga dibuat dalam satu rangkaian cerita, yang digambar di atas kain sepanjang kurang lebih 10 meter.

"Saat ini selain Sultan Agung dan Sultan Ageng Tirtayasa, ada pula cerita tentang proklamasi kemerdekaan yang menampilkan proklamator Sukarno - Hatta. Serta ada pula peristiwa 10 November dengan tokoh sentral Bung Tomo," jelasnya.

Karena merupakan barang koleksi dan dibuat dengan semangat pelestarian, maka karya wayang beber itu sengaja tidak dijual. Meski demikian, banyak pihak yang mengundangnya untuk menampilkan karya-karya tersebut dalam berbagai event pameran.

"Saat ini wayang beber menjadi salah satu seni wayang yang makin terlupakan. Makanya saya terpikir untuk membuatnya dalam wujud batik. Yang mana harapan saya masyarakat tetap bisa menyaksikan karya seni yang satu ini. Serta bisa memberikan edukasi terkait berbagai cerita sejarah. yang tentunya akan lebih menarik dan lebih mudah dipahami saat dijabarkan melalui wujud wayang beber kontemporer," terangnya.

Kini di tengah upayanya terus menambah tokoh-tokoh pahlawan yang akan dijabarkan dalam wayang beber, Alpha juga berencana membuat kitab Jawa berwujud batik.

Dia menyebut ada banyak tuntunan yang bisa diambil dari beberapa kitab Jawa, di antaranya terkait batik. Karenanya dia ingin membuatnya, sebagaimana bentuk Quran batik.

"Ke depan saya berencana membuat kitab bertuliskan huruf Jawa yang saya ambil dari potongan serat Centini serta beberapa serat yang lain. Dengan begitu nantinya masyarakat akan semakin tahu bahwa nenek moyang kita juga memiliki kitab yang menjadi pedoman pada hal-hal tertentu. Di antaranya terkait proses pembuatan batik," pungkasnya.


Kini setelah sukses menciptakan 30 juz Al Quran batik, serta puluhan cerita wayang beber

Bahkan pada gelaran piala dunia dan pemilihan presiden lalu, dia juga membuat wayang beber batik yang bertemakan moment tersebut, dan menyita perhatian banyak orang untuk menyaksikannya.
Dan berbeda dengan pembuatan wayang beber batik yang cenderung bisa bebas berekspresi, dalam pembuatan AlQuran batik tentu ada batasan ketat yang tidak bisa dengan mudah dilanggar. Sebab hal itu terkait dnegan isi dari ayat-ayat yang ada dalam kitab suci tersebut. Karenanya dalam pembuatan batik ini, butuh waktu yang terbilang sangat lama.
“Teknik yang kita gunakan jelas teknik batik tulis. Di mana tiap huruf akan ditulis satu persatu dnegan teliti dan sesuai aslinya. Karenanya untuk itu dalam pembuatan Al Quran batik ini diperlukan banyak tahapan yang harus dilalui,” sambung Alpha.
Dijelaskan bahwa setidaknya ada tiga proses tahapan dalam pembuatannya. Yang pertama adalah menulis seluruh isi surat dengan cara menjiplak dari lembaran Al Quran yang sudah dicetak dalam ukuran besar. Lalu setelah itu, menebalkan skets huruf-huruf itu dnegan lilin. Yang mana untuk tahap ini, pembatik harus benar-benar teliti. Sebab bukan tidak mungkin akan ada tanda baca yang terlewatkan. Sehingga bisa merubah isi dan makna ayat yang ada.
Dan bila dua tahap itu sudah dilalui, selanjutnya dilakukan pengecekan kembali seluruh isi ayat yang ada, agar tidak sampai ada yang salah. Karena kesalahan sedikit saja bukan tidak mungkin akan berdampak social sangat berat. Sehingga dalam pembuatan ini benar-benar dibutuhkan ketelitian.
Bila dalam pengecekan sudah tidak ada lagi masalah, tahap berikutnya adalah pewarnaan. Yang mana dalam tahap ini proses yang dilakukan sudah tidak terlalu terbatasi. Karena proses yang dilakukan sama seperti dalam proses pembatikan seperti biasa.
“Saat sudah mulai diproses warna, tentu prosesnya sudah seperti membatik biasa. Hanya saja tentu ada perlakuan khusus terutama dalam penempatan lembaran-lembaran kain batik ini. Sebab kandungan di dalamnya yang berupa ayat-ayat suci, tentu tidak boleh diletakkan di sembarang tempat. Apalagi di tempat yang tidak semestinya,” ungkap Alpha.
Alpha juga menyebutkan bahwa dalam proses pewarnaan ini kerap kali terjadi masalah. Meski seluruh huruf yang dibuat telah benar, tak jarang saat diwarnai, ada warna yang bocor dan menimpa huruf-huruf itu, hingga membuat tanda baca hilang tertutup warna. Sehingga tentu akan mengubah isinya.
Karena itulah Alpha juga akan snagat berhati-hati saat masuk pada tahap ini, untuk mneghindari kemungkinan terburuk bocornya warna. Sebab bila hal itu terjadi, otomatis proses pembatikan harus diulangi dari awal, termasuk menulis skets hurufnya.
Dan sebagai Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan, Alpha melibatkan banyak pihak dalam pembuatan batik Al Quran ini. Sebab hal itu sesuai dnegan misinya untuk mengedukasi masyarakat secara moral. Sehingga kemudian berminat untuk membaca dan mengkaji Al Quran.
Pihak-pihak yang dilibatkan di sini tentunya adalah para pengrajin batik di Laweyan, yang masing-masing mendapay bagian beberapa lembar untuk dikerjakan di tempat masing-masing. Tak terkecuali juga melibatkan masyarakat umum yang datang untuk belajar membuat batik di galeri miliknya.
“Sesuai dnegan tujuan saya untuk mengedukasi masyarakat, maka proses pembuatan batik Al Quran ini sengaja saya sebar ke banyak pihak. Sehingga akan banyak orang yang terlibat yang otomatis juga akan membaca tiap ayat Al Quran yang ditulis, karena menjalankan tiap tahapan dalam pembuatan batik ini,” pungkas Alpha.***

Type above and press Enter to search.