TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Meminta Petunjuk Arwah Leluhur Demi Sukses Bisnis

WARTAJOGLO, Surabaya - Bagi mereka yang lebih mengedepankan logika dalam berpikir, akan memandang bahwa arwah orang yang sudah meninggal tidak akan bisa diajak berinteraksi. 

Namun bagi mereka yang percaya dengan hal-hal yang bersifat spiritual, tentu tidak sependapat. Sebab saat orang meninggal, sejatinya arwahnya masih hidup, meski tidak lagi bersemayam di dalam tubuh secara fisik.

Karena itulah, interaksi tetap bisa dilakukan, termasuk meminta bantuan untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan.

Hal ini seperti yang diyakini sebut saja namanya Gunawan, seorang pengusaha alat-alat rumah tangga dari Surabaya.

Singkat cerita suatu ketika dia membutuhkan petunjuk terkait upaya pengembangan bisnis yang dilakukannya. 

Masyarakat Tionghoa saat bersembahyang di kelenteng

“Saat itu kebetulan ada seorang kawan yang menawarkan pabrik miliknya. Karena tidak mampu lagi bersaing di pasar, dia memutuskan untuk menutup usahanya. Padahal dia butuh banyak dana untuk melunasi gaji para pegawainya. Diapun menawarkan pabrik itu kepada saya, karena melihat usaha saya cukup mengalami perkembangan,” ungkapnya mengawali cerita.

Tawaran itu cukup membuat hati Gunawan gelisah. Hatinya diselimuti kebimbangan. 

Di satu sisi dari dulu dia ingin mencoba melakukan pengembangan usaha dalam bentuk yang lain. Tapi di sisi yang lain, dia masih buta dengan model usaha yang ditawarkan temannya. 

Apalagi selama dijalankan, usaha tersebut nyaris tidak pernah mengalami kemajuan, hingga akhirnya bangkrut. 

Dari beberapa konsultasi yang dia jalani, sebagian besar mengarahkan agar dia tidak membeli pabrik milik temannya itu. Sebab secara geografis lokasinya kurang strategis. 

Selain itu, iklim bisnis yang tengah lesu, jelas akan menjadi kendala tersendiri di tengah upaya pengembangan bisnis yang baru. 

Namun demikian hal itu belum memberikan kepuasan dalam hati Gunawan. Sebab dari dalam hatinya, Gunawan merasakan ada dorongan untuk membeli pabrik itu. 

Selain harganya cukup murah, salah seorang penasihat spiritualnya mengatakan kalau bioritme pria paruh baya ini tengah menanjak. Sehingga bukan tidak mungkin dirinya akan mendapatkan kesuksesan.

Hati Gunawan pun makin tidak tenang. Sampai akhirnya dia mendatangi ibunya yang kebetulan masih hidup meski usianya sudah sangat tua. 

Kebetulan, saat usianya sudah beranjak senja, sang ibu memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Kota Tuban. 

Di sini dia tinggal bersama salah seorang adik Gunawan yang menjalankan bisnis makanan dan batik.

Kepada sang mama, Gunawan menyampaikan uneg-unegnya. Meski sudah berusia hampir sembilan puluh tahun, namun ibu Gunawan masih terlihat cukup energik. 

Dia masih bisa mendengar dengan baik ucapan anak ketiganya itu. Bahkan dia juga masih bisa memberi nasihat-nasihat penting, terkait dengan usaha sang anak.

“Dulu saat masih muda, mama saya adalah pemegang keputusan di semua perusahaan milik papa. Beliau itu wawasannya sangat luas dan cerdik dalam membidik peluang. Karena itulah hampir semua bisnis yang dijalankan papa selalu sukses,” kenang Gunawan. 

Dan satu hal yang menarik dari kiprah ibu Gunawan adalah keputusannya untuk selalu memohon petunjuk pada arwah leluhur, terutama sang ayah atau kakek Gunawan dalam setiap pengambilan keputusan. 

Bukannya tidak percaya dengan tehnik bisnis yang dikuasainya, namun pelibatan arwah leluhur bertujuan untuk mendapatkan petunjuk yang lebih pas, agar bisnis yang dijalani ke depan tidak mendapat kendala. 

Kakek Gunawan sendiri semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pebisnis ulung. Dia memulai bisnis dengan berjualan makanan keliling di jaman Belanda. 

Bisnis itu akhirnya terus berkembang hingga dia bisa mendirikan sebuah rumah makan. Dan karena kebetulan pelanggannya banyak yang berasal dari kalangan serdadu Belanda, hal ini membuatnya memiliki hubungan dekat dengan bangsa asing itu. 

Kedekatan inilah yang kemudian bisa membawanya meraih kesuksesan. Karena dari waktu ke waktu sayap bisnisnya semakin mengembang, ke bidang yang lain. 

Dan ilmu perbisnisan ini agaknya menurun pada ibu Gunawan. Karena dari keempat anaknya, hanya ibu Gunawan yang berhasil menjalankan bisnis keluarga. 

Sedangkan yang lainnya cuma sebatas membantu atau malah menjadi pekerja di perusahaan lain. Karena itulah dia begitu berperan dalam upaya pengembangan bisnis keluarga tersebut.

Kemampuan Khusus
Nah dalam upaya pegembangan tersebut, Gunawan menceritakan bahwa ibunya kerap meminta petunjuk pada arwah kakeknya, di saat-saat sulit dalam mengambil keputusan. 

Kebetulan ibunya termasuk orang yang suka menjalankan berbagai bentuk ritual. Hampir setiap saat-saat tertentu dia pasti menggelar acara selamatan, serta rajin pergi beribadah ke berbagai kelenteng, termasuk Gunung Kawi. 

Kebiasaan itulah yang kemudian membuatnya memiliki kemampuan khusus menembus alam gaib.
Hanya dengan sebuah prosesi sederhana, sang ibu diceritakan mampu mengalami trance dan berkomunikasi dengan para arwah di alamya, termasuk arwah orang tuanya (kakek Gunawan). 

Pun demikian saat Gunawan mendatanginya dan meminta petunjuk mengenai keputusan yang akan diambil terkait upaya pengembangan bisnisnya. 

Sang ibu lantas mengajaknya pergi ke kelenteng di wilayah Lasem Jawa Tengah. Tempat ini dipilih karena kakek Gunawan berasal dari wilayah yang dikenal dengan sebutan Tiongkok kecil itu. Di sini mereka lantas bersembahyang dan berdoa. 

Setelah pulang dari kelenteng, sang ibu lantas mengajak Gunawan masuk ke ruangan bekas kamar tidur kakeknya. 

Gunawan menceritakan bahwa, meski sudah lama tidak ditempati, ruangan itu tetap terlihat bersih dan rapi. 

Di salah satu sisi ruangan itu ada altar persembahyangan lengkap dengan sesaji serta tempat pembakaran hioswa yang menebarkan bau harum. 

Tepat di atas altar itu terpampang foto sang kakek berukuran 10R lengkap dengan pigura berukir. 

“Saya tidak tahu apa yang dilakukan mama. Beliau cuma mengambil hioswa lalu membakarnya, terus menggerak-gerakkannya di depan foto kakek, dan selanjutnya diam sambil tetap berdiri. Namun saya terkejut bukan kepalang saat tiba-tiba tubuh mama bergetar hebat," ujar Gunawan.

"Saat itulah saya mendengar suaranya berubah menjadi lebih berat. Dan dalam kondisi mata terpejam itu, dari bibir mama keluar ucapan 'jupuken, nggone apik' (ambil saja, tempatnya bagus). Setelah bangun saya tanyakan pada mama siapa yang barusan ngomong. Mama menjawab kalau itu suara kakek saya, yang menyuruh saya untuk terus melanjutkan obsesi mengembangkan perusahaan,” lanjutnya.

Gunawan sempat bingung dengan maksud dari kata apik/bagus yang diucapkan kakeknya melalui sang ibu. 

Setelah saling tukar pikiran dnegan sang ibu, akhirnya diyakini bahwa makna kata apik/bagus itu terkait dengan masa depan usaha Gunawan, saat membeli pabrik temannya.

Dari petunjuk itulah kemudian dengan mantap Gunawan memutuskan untuk membeli pabrik milik temannya itu. 

Dan ternyata benar, hanya dalam waktu satu tahun, pabrik yang memroduksi alat-alat rumah tangga dari bahan plastik itu terus mengalami perkembangan. 

Bahkan dalam waktu lima tahun selanjutnya, dia berhasil mengembangkannya dengan mendirikan pabrik baru di sekitar lokasi pabrik yang lama, serta mampu membuka akses jalan yang memudahkan proses distribusi hasil produksinya keluar. 

Kini Gunawan telah berubah menjadi seorang pengusaha yang sukses. Usaha awalnya yang bergerak dalam bidang penjualan bijih plastik akhirnya diserahkan ke anaknya untuk dikelola. 

Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa perusahaan yang dipimpinnya sangat tergantung pada kesediaan bijih plastik sebagai bahan baku. Karenanya dia tetap mempertahankan perusahaan itu sembari memberikan pelajaran bisnis pada sang anak. 

Apa yang dialami Gunawan sebenarnya bukan hal baru di masyarakat, terutama dari kalangan etnis Tionghoa. 

Bagi mereka, leluhur adalah cikal bakal kehidupan yang tidak bisa diabaikan begitu saja perannya. Atas jasa dan peran para leluhurlah sebuah kesuksesan yang dimiliki seseorang bisa teraih. 

Karena itu, sebagian masyarakat ini akan selalu berusaha untuk memuliakannya, dengan membuatkan sebuah altar pemujaan tersendiri, yang di dalamnya biasanya diletakkan pula abu jenasah serta fotonya.   
Dengan begitu, mereka akan merasakan bahwa sang leluhur tetap hidup dan bisa selalu diajak berkomunikasi. 

Jalinan komunikasi yang intensif dengan para arwah terutama yang semasa hidupnya termasuk sosok yang sukses, diyakini memiliki pengaruh besar pada perjalanan hidup dari seseorang. 

Sebab dengan menjadi bagian dari penghuni alam gaib, para arwah ini dipercaya mampu mengetahui berbagai hal yang tidak diketahui oleh mereka yang masih hidup. 

Hal ini tentu akan sangat bermanfaat bagi mereka yang benar-benar membutuhkan petunjuk tentang berbagai hal yang tidak mungkin diketahuinya. 

Bila terkait dengan bisnis, para arwah dipercaya bisa memberikan informasi akurat mengenai peta kekuatan lawan bisnis serta prospek bisnis di masa yang akan datang. 

Sehingga seorang pebisnis akan bisa mengukur peluang keberhasilannnya ke depan. 

Namun seperti kisah Gunawan, tidak semua orang bisa melakukan hal ini. Tentunya dibutuhkan kemampuan tertentu agar seseorang bisa melakukan komunikasi gaib dengan para arwah, sebagaimana ibu Gunawan. 

Dan kemampuan khusus itu tentu tidak datang dengan sendirinya. Ada proses dan tahapan yang harus dilewati agar seseorang memiliki tingkat spiritualitas yang sangat tinggi, sehingga bisa memasuki dunia lain tempat bersemayamnya para arwah. //Rad

Type above and press Enter to search.