WARTAJOGLO, Solo - Kanjeng Ratu Mas hanya duduk termangu, bersandar di tiang soko guru Ndalem Kemasan. Pandangan matanya kosong, sekosong harapannya akan kembalinya suami tercinta Sinuhun Pakubuwono VI. Yang diculik Belanda, dan dibuang ke Ambon.
Sesekali dia melirik ke sepucuk surat dari sang suami, yang dikirimkan dari tanah pembuangan. Air matanyapun tanpa sadar meleleh. Jatuh di atas perutnya yang makin membuncit, karena mengandung janin putra mahkota Keraton Surakarta Hadiningrat.
Ya, penangkapan sang suami karena dituduh membantu perjuangan Pangeran Diponegoro, jadi awal bencana bagi Ratu Mas. Sebab intrik di dalam keraton, memaksanya untuk terusir keluar bersamaan dengan naiknya Raden Mas Malikis Solikin sebagai raja dengan gelar Pakubuwono VII.
Ratu Mas pun memilih tinggal di Ndalem Kemasan, yang berada di sekitar komplek kepatihan. Rumah sederhana berdinding kayu jati ini, sebenarnya bukan rumah yang asing baginya. Sebab di sinilah sang suami kerap menghabiskan waktu untuk laku spiritual. Dan tak jarang dia datang untuk menemaninya.