Berbekal banyak pengalaman berorganisasi, Astrid yakin mampu menyelesaikan berbagai masalah di Kota Solo. Jika dipercaya menjadi walikota
WARTAJOGLO, Solo - Membawa visi misi menjadikan Kota Solo sebagai kiblat dunia, membuat sosok Madam Astrid S Suntani langsung menjadi perhatian publik. Terlebih sampai saat ini masyarakat Kota Solo masih belum mendapat kejelasan. Terkait visi dan misi yang diusung calon walikota Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.
Sebagai bakal calon walikota, Astrid memang tidak tanggung-tanggung dalam visi misinya. Sebab tentu dia ingin Kota Solo yang akan dipimpinnya, menjadi kota yang maju dan bermartabat.
Karena itulah, bagi wanita cantik berdarah Sukoharjo ini, pengalaman dan kecerdasan menjadi point utama yang dibutuhkan sebagai seorang calon walikota. Tanpa kecerdasan dan pengalaman, seorang walikota tidak akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada.
"Warga Solo adalah orang-orang yang cerdas. Karena itu butuh orang cerdas untuk memimpin mereka. Jangan sampai situasi jadi runyam hanya karena pemimpinnya tidak cerdas," ujar Astrid saat ditemui di sebuah rumah makan di kawasan Mangkunegaran, Kamis (20/8) malam.
Astrid sendiri memutuskan maju menantang Gibran, bukan tanpa bekal. Sebagai Deputy The World Peace Committe 202 Negara, wanita 40 tahun ini tentu memiliki berbagai pengalaman berorganisasi.
"Kita bicara logika saja. Saya pernah jadi pejabat di BUMN. Kalau misal tiba-tiba ada pimpinan baru yang levelnya di bawah saya, tentu situasinya tidak akan nyaman. Karena pasti komunikasi yang dijalin tidak akan nyambung. Demikian juga dengan Walikota. Harusnya juga dari orang yang benar-benar cerdas dan tentu punya pengalaman lebih dalam memimpin," lanjut istri Presiden The World Peace Committe 202 Negara, Djuyoto Suntani.
Astrid dan suaminya, Presiden The World Peace Committe 202 Negara |
Karena itulah, saat ini Astrid sudah mencoba untuk melakukan loby-loby politik ke beberapa DPP partai. Termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang sampai saat ini belum memutuskan untuk mendukung atau mengusung siapapun.
Sebab baginya sudah saatnya dirinya unjuk gigi. Untuk mengaktualisasikan segala kemampuan dan pengalamannya, demi membangun Kota Solo.
"Semoga saja warga Solo terbuka pikirannya. Terutama dari kalangan partai. Sehingga tidak cuma mengekor. Sebab yang terpenting, demokrasi harus ditegakkan. Dan salah satunya dengan mengusung lawan untuk Gibran. Kalaupun sampai harus berhadapan dengan kotak kosong. Saya berharap nama saya bisa mewakili kotak kosong itu. Sehingga kalau misal nanti Gibran mennag, dia tetap menang secara ksatria. Dan misal saya sebagai kotak kosong yang jadi pemenang, saya rela tidak dilantik,," pungkasnya. //bang