Perawatan khusus dilakukan untuk satwa-satwa di Taman Satwa Taru Jurug Solo, agar tetap sehat di tengah pandemi
WARTAJOGLO, Solo - Sektor pariwisata memang menjadi salah satu sektor yang harus merasakan imbas besar akibat pandemi corona. Di mana semua tempat wisata terpaksa ditutup untuk mencegah penularan virus mematikan itu. Salah satunya Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo.
Akibatnya tentu berdampak pada pendapatan yang diperoleh pengelola dari penjualan tiket. Yang mana hasilnya digunakan untuk biaya operasional, termasuk pemberian pakan hewan yang dikoleksi.
Bimo Wahyu Widodo, Direktur Utama TSTJ menjelaskan bahwa setidaknya dibutuhkan Rp 120 juta untuk kebutuhan pakan dalam sebulan. Dan untunglah Pemkot Surakarta telah mneyalurkan bantuan Rp 100 juta untuk membantu operasional pengelola TSTJ. Sehingga beban yang harus ditanggung tidak terlalu berat.
"Yang seratus juta sudah tertutupi dari bantuan Pemkot. Sehingga kami tinggal memikirkan sisa yang Rp 20 juta. Untuk itu kami membuka kembali program adopsi satwa kepada masyarakat. Di mana masyarakat bisa membantu dalam bentuk pemberian pakan. Dan alhamdulillah sejauh ini bisa tercukupi. Karena banyak anggota masyarakat yang peduli dan telah menyalurkan bantuannya," ujar Bimo saat ditemui Wartajoglo.com di kantornya, pada Rabu (6/5) pagi.
Bimo mengaku bahwa beragam barang mulai dari bekatul, telur, anak ayam, mencit serta obat-obatan telah diterima dari masyarakat. Selanjutnya pihaknya juga membuka rekening untuk penerimaan bantuan berupa uang. Yang mana ada reward khusus yang akan diberikan kepada mereka yang telah menyalurkan bantuan, dalam program adopsi satwa.
"Bagi masyarakat yang mengikuti program adopsi satwa, akan kita beri penghargaan khusus. Selain berupa semacam piagam. Kami juga akan memberikan kartu khusus yang bisa digunakan untuk masuk ke Taman Jurug sebulan sekali selama setahun," lanjut Bimo.
Dengan dimunculkannya program adopsi satwa serta penggalangan dana untuk Taman Jurug, sempat beredar kabar bahwa kondisi satwa di tempat ini sedang memprihatinkan. Karena kelaparan.
Hal ini tentu saja ditampik oleh Bimo ynag mengatakan bahwa kondisi satwa di TSTJ terjamin kesehatannya. Sebab di tengah pandemi saat ini, pihaknya justru menambah jumlah dokter hewan untuk melakukan perawatan. Sehingga seluruh satwa tidak ada yang sampai sakit, apalagi kelaparan.
"Untuk kondisi satwa saya pastikan semua sehat dan tidak ada yang kelaparan. Bahkan demi peningkatan perawatan, kami juga menambah jumlah dokter hewan. Dari semula dua orang, kini ada tiga orang. Untuk merawat sekitar 400 satwa," tandasnya.
Keterangan Bimo ini juga dikuatkan oleh salah seorang dokter yang menangani perawatan satwa di TSTJ, drh. Siti Nuraini. Yang menurutnya bahwa ketersediaan pangan satwa di TSTJ masih terjaga hingga bulan Juli 2020. Sehingga tidak mungkin kalau satwa-satwa itu akan kelaparan.
"Di tengah kondisi pandemi saat ini, tentu kita akan memperhatikan kondisi kesehatan satwa serta kebersihan kandangnya. Sehingga secara berkala kita juga melakukan penyemprotan desinfektan. Dan yang plaing penting tentunya pemberian multivitamin, untuk menjaga kondisi tubuh, agar tidak sampai sakit. Dan hal ini akan kita tingkatkan," ujar wanita yang juga Manajer Operasional TSTJ itu. //bang