TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Tujuh Dasawarsa Lika Liku Film Indonesia


Jatuh bangun mewarnai sejarah perjalanan perfilman di Indonesia. Hingga membuat industri hiburan yang satu ini semakin maju

WARTAJOGLO - Sejarah panjang perjalanan perfilman Indonesia dimulai pada 30 Maret 1950. Di mana film 'Darah dan Doa' atau 'Long March of Siliwangi' dibuat oleh Usmar Ismail. Tanggal ini disebut-sebut menjadi tonggak sejarah perfilman di Indonesia. Sehingga kemudian ditetapkan menjadi Hari Film Nasional dalam Konferensi Dewan Film Nasional pada 11 Oktober 1962. Meski keputusan terkait penetapan itu baru dibuat di era pemerintahan Presiden BJ Habibie.

Drah dan Doa sebenarnya bukan film pertama yang dibuat di Indonesi. Namun film ini disebut-sebut sebagai tonggak awal kebangkitan film nasional. Sebab sebelum pembuatan film ini, banyak aturan ketat yang membelenggu kreatifitas para sineas, untuk menghasilkan sebuah karya film. Hal ini tentu tak lepas dari masih berkuasanya Belanda di Indonesia, sampai akhirnya mereka benar-benar pergi setelah proses penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949.

'Darah & Doa' dinilai sebagai film lokal pertama yang benar-benar dibuat oleh orang Indonesia asli. Film ini juga diproduksi oleh perusahaan film milik orang Indonesia, yang bernama Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia). Dan Usmar Ismail adalah pendirinya.


Usai pembuatan film Darah dan Doa, hal ini mendorong beberapa sineas lain untuk ikut berkreasi. Ada sesuatu yang cukup menghebohkan di masa itu, saat sebuah film berjudul Antara Bumi dan Langit, karya sutradara Dr Huyung, menampilkan adegan ciuman antar pemainnya. Ini mungkin tercatat sebagai adegan ciuman pertama dalam sejarah perkembanagn film Indonesia.

Gelombang protes dari berbagai kelompok masyarakat pun sempat muncul saat itu. Namun hal ini tidak serta merta menghalani tumbuhnya film-film lain di masa itu. Sebab tercatat di tahun tersebut sedikitnya ada 24 judul film berhasil diproduksi. Yang tentunya menjadi umlah yang cukup besar, untuk awal perjalanan industri perfilman.

Seiring berjalannya waktu, industri perfilman terus tumbuh dengan ditandai semakin banyaknya jumlah film yang diproduksi tiap tahun. Di mana pada tahun 1951 ada total 64 judul film berhasil diproduks. Yang selanjutnya diikuti dengan penyelenggaraan Festival Film Indonesia pada tahun 1955, untuk memberi penghargaan kepada para insan perfilman.

Para pemenang di Festital Film Indonesia pertama tahun 1955 (foto: wikipedia) 

Rangkaian sejarah perkembangan film Indonesia sempat ditulis oleh Jauhari dkk, dalam buku “Layar Perak: 90 Tahun Bioskop di Indonesia”. Dalam buku yang diterbitkan pada 1992 ini, dijabarkan dinamika yang terjadi di setiap masa, yang mengikuti perjalanan sejarah perfilman di Indonesia. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa situasi sosial politik di suatu masa, memiliki peran sangat besar dalam mempengaruhi perkembangan industri perfilman.

Halaman:
1 | 2 |

Type above and press Enter to search.