Treatment khusus perlu diberikan pada kelompok tukang sampah, baik sterilisasi maupun pemeriksaan kesehatan. Demi mencegah penyebaran virus corona
WARTAJOGLO, Solo - Upaya pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19 terus dilkaukan oleh berbagai pihak. Mulai dari penerapan social distancing, penyemprotan disinfektan hingga pembuatan bilik-bilik sterilisasi di berbagai tempat. Yang memungkinkan terputusnya penularan virus mematikan ini.
Namun demikian, yang terpenting tetaplah menjaga kebersihan diri. Sebab upaya-upaya pencegahan yang bersifat massal tidak akan ada gunanya, bila secara pribadi seseorang tidak sadar kebersihan. Karena itulah, himbauan untuk selalu cuci tangan atau menjaga kebersihan diri lainnya, terus didengungkan.
Kebersihan diri memang menjadi pangkal dari pencegahan penularan berbagai penyakit, termasuk corona. Sebab saat seseorang rajin membersihkan diri atau setidaknya mencuci tangan setelah beraktifitas di luar, maka virus yang menempel bisa dihilangkan. Sehingga potensi penularan ke dirinya atau orang di dekatnya akan relatif kecil.
Hal ini pula yang disorot oleh pegiat sosial asal Kota Solo, BRM. Kusumo Putro, SH, MH. Yang melihat ada kelompok masyarakat rentan corona, karena keberadaannya yang tiap hari bergelut dengan sampah. Apakah itu tukang sampah, pemulung atau yang lainnya.
Tukang sampah menjadi salah satu kelompok rawan tertular corona |
"Kita mungkin bisa dengan mudah membersihkan diri. Karena lingkungan kita relatif bersih. Tapi beda dengan tukang sampah atau para pemulung. Tiap saat mereka harus bergelut dengan sampah, yang kita tidak tahu bahwa di sana banyak benda-benda yang terkontaminasi corona. Apakah itu masker, tissue atau yang lainnya. Ynag bisa dengan mudah membuat mereka tertular," ujar Kusumo lewat sambungna telepon, Jumat (27/3).
Karena itulah, pria yang juga mengetuai berbagai LSM ini meminta instansi terkait untuk melakukan upaya sterilisasi terhadap para tukang sampah. Caranya dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara lebih sering ke para tukang sampah, serta tempat-tempat pembuangan sampah. Baik itu tempat pembunagan sementara yang ada di desa-desa atau kampung. Maupun tempat pembuangan akhir.
Tak hanya itu. Sterilisasi juga harus dilakukan pada alat-alat yang terkait aktifitas pengambilan sampah. Apakah itu truk, gerobak dan yang lainnya. Yang mana selain rajin dicuci, juga perlu disemprot dengan cairan disinfektan.
"Sejauh ini proses sterilisasi hanya terlihat di tempat-tempat umum. Padahal ada satu tempat yang menurut saya justru bisa jadi sumber dari segala penyakit, termasuk corona. Yaitu tempat pembuangan sampah. Karena itulah saya tekankan agar tempat ini perlu mendapat perhatjan serius. Bukan hanya tempatnya. Tapi berbagai unsur yang ada di dalamnya, apakah itu tukang sampah, pemulung atau peralatan-peralatan yang digunakan. Lakukan sterilisasi dengan lenyemprotan secara intens, untuk mencegah penularan. Karena potensi penularan dari berbagai unsur di sana, sangat besar," lanjut Kusumo.
BRM. Kusumo Putro, SH, MH |
Sebagai kelompok marjinal, para tukang sampah dan pemulung memang kerap terabaikan. Padahal sebagai warga negara, mereka juga punya hak yang sama atas kesehatan. Karena itulah Kusumo meminta agar pemerintah dan instansi yang terkait, segera memberlakukan teatment khusus untuk kelompok yang satu ini. Demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Para tukang sampah ini termasuk kelompok ynag harhs dikasihani. Dengaan oenghasilan yang minim, mereka harhs beresiko besar tertular. Padahal bila mereka tertular, secara tidak langsung bisa mbeularkan ke yang lain karena proses interaksi. Makanya perlu ada treatment khusus dari instansi terkait. Untuk fokus memutus mata rantai penyebaran corona, dari kelompok tukang sampah beserta unsur-unsur yang menyertainya. Baik itu sterilisasi maupun pemeriksaan kesehatan," pungkas pria yang juga anggota PERADI Kota Surakarta ini. //sik