Sertifikat halal dari MUI memastikan seluruh makanan yang disajikan di rumah makan Pecel Madiun Laris Manis, aman untuk dinikmati
WARTAJOGLO, Solo - Aroma dan rasa bumbu kacang yang khas, menjadikan sajian pecel Madiun sangat populer di masyarakat. Bahkan cara pengolahan bumbu secara khusus, membuat pecel Madiun berbeda dengan pecel dari daerah lain. Di mana racikan bumbunya dipastikan rendah kolesterol, karena kacang dan bahan lainnya tidak digoreng dengan minyak.
Setidaknya hal itulah yang diterapkan oleh rumah makan Pecel Madiun Laris Manis yang ada di kawasan di Jalan Siwalan, Kota Solo. Sehingga tagline Enak, Murah, dan Sehat, tepat untuk disematkan pada sajian yang ditawarkan.
Namun lepas dari itu, sejatinya pecel adalah jenis makanan tradisional yang sehat. Paduan beragam sayuran, membuat sajian yang satu ini kerap jadi pilihan mereka yang vegetarian ataupun menjalani diet.
"Di sini kita pakai bermacam sayuran. Ada bayam, daun pepaya, kenikir, kacang panjang, serta tauge . Untuk pelengkapnya ada biji landing (lamtoro), kemangi serta irisan mentimun. Jadi sangat cocok bagi para vegetarian atau pecinta makanan sehat," ujar Nur Setianingsih, pengelola Rumah Makan Pecel Madiun Laris Manis, saat dijumpai WARTAJOGLO, Senin (17/1) siang.
Seorang pengunjung sedang memesan menu yang diinginkan |
Bahkan tak cukup hanya sehat, Nur juga ingin para pelanggan yang makan merasa tenang dan nyaman. Terutama terkait bahan bakunya, baik dari kualitas, kebersihan dan jaminan halalnya.
BACA JUGA:
Ya. Persoalan halal ini memang sempat jadi perhatian manajemen rumah makan yang sudah berdiri sejak 12 Juni 2012 itu. Ini setelah beberapa bulan lalu sempat ada pengunjung yang menanyakan tentang kehalalan makanan yang disajikan di rumah makan itu.
"Waktu itu saya sempat kaget saat ada seorang pengunjung yang bertanya (tentang kehalalan). Lha masak pecel yang cuma sayuran aja, nggak halal. Lalu dia menjelaskan bahwa terkadang kita mengabaikan beberapa hal yang ternyata berpotensi membuat makanan menjadi haram. Makanya dia menyarankan untuk mengurus sertifikasi halal ke MUI, untuk memastikan kehalalan semua yang disajikan," kenang Nur.
Nur Setianingsih menunjukkan sertifikat halal yang didapat dari MUI |
Setelah melalui rapat dengan segenap manajemen, akhirnya diputuskanlah untuk mengurus sertifikasi halal, sebagai upaya untuk memberi pelayanan terbaik kepada pengunjung. Proses pengujian yang panjang pun harus dijalani. Di mana petugas dari MUI memeriksa dengan detail bahan baku serta cara pengolahannya, hingga akhirnya benar-benar memberi label halal.
"Setidaknya butuh waktu empat bulanan untuk mendapatkan sertifikat halal itu. Yang mana sebelumnya petugas dari MUI selama beberapa hari melakukan pemeriksaan serta pengujian bahan-bahan baik materinya maupun asal bahan itu dibeli. Lalu juga cara pengolahan dan yang lainnya, sampai dipastikan bahwa semua halal," sambung wanita berkerudung ini.
Kini dengan adanya label halal itu, Nur berharap para pengunjung rumah makannya busa menikmati semua sajian dengan lebih tenang. Karena bisa dipastikan bahwa semua makanan itu halal.
"Selain pecel, di sini kan ada tumpang, sop galantin dan yang lainnya. Lalu untuk pelengkap ada ayam goreng, empal, sosis dan macam-macam, yang semuanya sudah diuji dan dipastikan halal. Jadi para pengunjung tidak perlu khawatir lagi," pungkas Nur. //bang