Proses akulturasi budaya yang terjalin di Kota Solo, memunculkan serangkaian bentuk tradisi baru, yang membuat perayaan Imlek di Kota Solo jadi menarik
WARTAJOGLO, Solo - Jelang datangnya tahun baru Imlek 2571, kesibukan begitu tampak di kantong-kantong masyarakat etnis Tionghoa, di berbagai tempat. Di Kota Solo sendiri kemeriahan itu tampak di sekitar kawasan Pasar Gede, yang memang menjadi kawasan Pecinan. Itu terlihat dari ribuan lampion yang tergantung di sepanjang jalan menuju ke arah pasar tersebut.
Meski terbilang kota kecil. Dalam merayakan tahun baru Imlek, masyarakat etnis Tionghoa di Kota Solo tidak kalah dengan tempat lain yang sudah terkenal, seperti Singkawang atau lainnya. Proses akulturasi budaya yang sangat baik di kota ini, membuat perayaan Imlek tak lagi hanya milik etnis Tionghoa. Sebab seluruh warga Solo juga ikut merayakannya dengan menggelar berbagai acara.
Hal inilah yang dalam beberapa tahun terakhir, membuat Kota Solo selalu menjadi perhatian dan destinasi wisata baru saat Imlek. Rangkaian acara menarik dikemas jadi satu, dalam event Solo Imlek Festival 2020. Untuk memanjakan para wisatawan yang datang ke kota ini.
Sumartono (tengah) bersama panitia perayaan Imlek saat acara jumpa pers |
"Kebhinekaan yang ada di Kota Solo ini menjadi aset yang sangat berharga, yang harus dijaga. Karena itulah dalam perayaan Imlek kali ini kita mengangkat tema 'Merajut Kebhinekaan Memperkokoh NKRI'. Karena kita berharap dengan menjaga kebhinekaan itu, bisa semakin menguatkan persatuan dan kesatuan kita, sebagai warga negara Indonesia. Apalagi jelang pemilihan walikota nanti, kita semua berharap agar situasi di Kota Solo ini senantiasa kondusif," jelas Sumartono Hadinoto, Ketua Panitia Solo Imlek Festival dalam acara konferensi pers di kantor PMS, Jumat (10/1) siang.
Baca Juga:
Gelaran perayaan Imlek ditandai dengan pemasangan 5000 lampion di sekitar ruas jalan depan Balaikota Surakarta hingga kawasan Pasar Gede. Lalu ada lampion lambang 12 shio yang bisa jadi ajang selfie, karena bentuknya yang menarik. Tak lupa tentunya lampion besar berwujud sosok Dewa Rejeki serta bentuk tikus sebagai simbol masuknya tahun tikus logam.
"Selain bisa berfoto ria, warga juga bisa membaca penjelasan tentang shio di masing-masing lampion simbol shio. Jadi mereka bisa tahu, shio kelahiran mereka," lanjut Sumartono.
Yang menarik, gelaran Solo Imlek Festival ini juga beriringan dengan event Solo Great Sale. Sehingga selain bisa menyaksikan serangkaian acara terkait perayaan Imlek, para wisatawan dan masyarakat juga akan dimanjakan dengan tawaran diskon besar-besaran, dari berbagai toko dan mall di Kota Solo.
Rangkaian acara Solo Imlek Festival sendiri akan diisi dengan Solo Imlek Fair yang menampilkan bazar beragam produk serta pertunjukkan seni khas Tionghoa. Acara ini akan digelar di Gedung PMS Jalan Juanda pada tanggal 15 Januari 2020. Lalu ada lomba karya jurnalistik dan fotografi. Lomba karaoke lagu Mandarin. Aksi donor darah dan bhakti sosial. Kemudian ada Grebeg Sudiro serta tentunya kirab barongsai dan liong berkeliling kota.
"Dengan menjadi satu destinasi wisata baru, kita berharap perayaan Imlek ini bisa meningkatkan nilai tambah secara ekonomis bagi warga Kota Solo," pungkas Sumartono yang juga Ketua PMI Kota Solo ini. //bang