TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Heboh Wabah Corona di Cina, Puluhan Kucing Mati Mendadak di Karanganyar. Inilah yang Terjadi



Serangan virus panleukopenia membuat kucing bisa mati dengan cepat


WARTAJOGLO, Karanganyar - Setidaknya 27 ekor kucing mati secara mendadak dalam sepuluh hari terakhir di wilayah Jaten, Kabupaten Karanganyar. Kejadian ini kontan saja membuat warga gempar. Terlebih setelah tiba-tiba beredar isu, bahwa kematian kucing-kucing itu terkait dengan wabah virus corona, yang menyerang warga Kota Wuhan di Cina.

Keresahan pun semakin membuncah karena isu tersebut menjadi buah bibir di media sosial. Bahkan sebuah media cetak besar di Kota Solo, seolah tak ingin ketinggalan, dengan mengangkat isu tersebut sebagai headline. Yang tentunya semakin membuat warga yang berada di wilayah tempat kucing-kucing itu mati, menjadi resah dan was-was.

Tak ingin masalah ini terus menimbulkan keresahan, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karanganyar pun langsung melakukan peninjauan ke lokasi. Apalagi setelah terjadi perdebatan hangat antara warga yang was-was dengan anggota komunitas pecinta kucing, yang bersikukuh bahwa kematian kucing-kucing itu tidak berbahaya bagi manusia.

drh.Yanida Talbot sedang memeriksa kucing warga yang sakit

"Dari pemeriksaan yang kita lakukan, kucing-kucing itu mati karena serangan virus panleukopenia atau cat distemper. Ini beda dengan corona yang lagi mewabah di Cina. Dan meski sangat menular, tapi virus ini hanya menyerang kucing. Tidak bisa ke manusia," jelas drh. Yanida Talbot, Medicveteriner dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karanganyar,  Kamis (30/1) siang.

Yanida yang datang ke lokasi di kawasan perumahan Josroyo Indah, sempat melakukan pemeriksaan terhadap salah satu kucing milik warga. Dan dari pemeriksaan itu dia memastikan bahwa kasus kematian puluhan kucing yang terjadi, adalah akibat wabah distemper. Yang menurutnya sudah menjadi wabah musiman, di tengah musim pancaroba.

"Virus panleukopenia ini menyerang sistem pertahanan tubuh. Akibatnya sel-sel darah putih berkurang dan kucing tidak lagi memiliki kekebalan. Gejala yang muncul kemudian adalah muntah dan diare. Sehingga akhirnya dehidrasi dan bila tidak segera ditolong akan mati. Virus ini berkembang dengan baik di musim pancaroba. Di mana saat itu sistem pertahanan tubuh kucing juga menurun. Sehingga bisa dengan cepat tertular, saat ada kucing-kucing lain yang terserang," lanjut Yanida.

Lebih lanjut Yanida menjelaskan bahwa proses penularan penyakit ini sangat cepat. Bahkan dari bekas tempat makan yang pernah dipakai kucing yang sakit, bisa menularkan virus ke kucing sehat. Itulah kenapa saat wabah ini menyerang, dengan cepat bisa menjalar ke kucing-kucing lain. Dan bahkan membunuhnya. Seperti yang sedang terjadi di wilayah Jaten, Karanganyar.

"Yang terpenting sekarang adalah menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga bisa mencegah penyebaran virus ini, dan tidak ada lagi kucing yang mati. Warga juga tidak perlu khawatir akan tertular. Karena virus itu sifatnya sangat spesifik. Artinya diabhanya bisa berkembang dengan baik di satu tempat tertentu yang cocok. Sehingga butuh proses panjang yang tidak mudah, untuk membuat sebuah virus bermutasi dan kemudian menulari organisme lain, dalam hal ini manusia," pungkas Yanida. //bang

Type above and press Enter to search.