Bencana gempa yang mengintai sewaktu-waktu, mendorong Yayasan Pendidikan Al Azhar bekerjasama dengan Basarnas, untuk memberi pelatihan tanggap bencana kepada para siswanya.
WARTAJOGLO - Suara gemuruh terdengar memecah keheningan di SMA Al Azhar, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/11) siang. Kontan saja hal ini membuat ratusan siswa yang sedang mengikuti proses belajar mengajar terkejut dan lari berhamburan keluar kelas. Pasalnya dari pengeras suara yang terdapat di sudut-sudut sekolah diumumkan bahwa saat itu sedang ada gempa. Sehingga seluruh orang yang ada di dalam bangunan sekolah, dihimbau untuk segera keluar.
Kondisi semakin kacau manakala sirine tanda bahaya terdengar meraung-raung, menggema ke segala arah. Ditambah kepulan asap tebal yang membumbung dari beberapa bagian gedung, karena terbakar. Menciptakan kepanikan luar biasa pada para siswa dan guru. Mereka berlarian berebut turun dari bangunan berlantai tiga itu, untuk menyelamatkan diri. Jerit tangispun tak terhindarkan, terdengar saling bersahutan, menambah suasana semakin mencekam.
Di tengah kepanikan para penghuni sekolah, beberapa siswa yang bertugas sebagai Palang Merah Remaja (PMR), terlihat sibuk lalu lalang mengangkat tandu berisi para korban luka-luka. Satu persatu korban diangkut dengan mobil ambulan ke rumah sakit. Mereka dibantu beberapa petugas Basarnas (Badan SAR Nasional) yang turun meninjau keadaan.
Ya, petugas Basarnas memang sudah ada di lokasi beberapa waktu sebelum kejadian. Dengan berbagai perlengkapan rescue, mereka tampak mengawasi dengan seksama bagian per bagian dalam kejadian itu. Yang merupakan rangkaian skenario simulasi penanganan bencana gempa bumi, yang digelar pihak Yayasan Al Azhar bekerjasama dengan Basarnas.
Simulasi seperti ini dipandang sangat penting mengingat struktur bangunan komplek Yayasan Al Azhar di Solo Baru rawan sekali terdampak gempa. Sebab dengan bangunan tiga lantai, hal itu akan memunculkan permasalahan tersendiri, bila sampai terjadi bencana yang sesungguhnya. Karenanya pihak sekolah berpikir perlu untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada para siswa dan seluruh penghuni sekolah, agar mereka bisa senantiasa siap bila terjadi bencana gempa.
"Tentunya kita semua berharap tidak ada bencana yang melanda. Tapi bagaimanapun semua kehendak Allah. Jadi yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasinya. Karena itu kita gelar simulasi ini, agar para siswa, guru dan karyawan paham mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan saat ada bencana. Apalagi gedung-gedung kita berlantai tiga. Tentunya akan rawan terdampak gempa," ujar Kartika Dewi, Direktur Pendidikan Yayasan Al Azhar di hadapan para awak media.
Simulasi penanganan bencana sendiri sudah beberapa kali digelar oleh Al Azhar. Namun untuk gempa bumi baru pertama kali. Sedangkan yang sudah beberapa kali digelar adalah simulasi bencana kebakaran.
Melibatkan siswa SMA dan SMP, simulasi ini terbilang berhasil untuk menambah pengetahuan para siswa terkait proses antisipasi bencana. Karena itu ke depan, simulasi seperti ini akan dilakukan kembali, untuk membuat para siswa semakin paham. Dengan demikian Al Azhar bisa menjadi sekolah percontohan sebagai sekolah tanggap bencana.
Sementara dari pihak Basarnas menjelaskan perlunya simulasi-simulasi seperti ini untuk mengantisipasi bencana yang sesungguhnya. Sebab secara geografis, Indonesia berada di titik pertemuan tiga lempeng benua aktif. Yang setiap saat bisa terjadi gempa bumi, tanpa bisa dideteksi lebih dulu.
Tri Puji Sugiharto |
"Negara kita ini berada di antara tiga lempeng benua. Sehingga rawan sekali terjadi gempa. Makanya kami selalu berusaha memberikan edukasi terkait proses penanganan bencana, ke tempat-tempat yang berpotensi menyebabkan banyak korban bila ada bencana. Salah satunya di sekolah-sekolah," ujar Tri Puji Sugiharto, koordinator Simulasi Penanganan Bencana Basarnas.
Dari hasil simulasi, Tri Puji mengatakan bahwa sistem antisipasi bencana yang berupa Fungsi Kode Darurat di SMA Al Azhar berjalan dengan baik. Sehinga begitu ada kondisi darurat, alarm tanda bahaya otomatis berbunyi. Serta para karyawan sudah tahu tugas masing-masing. Yang menyebabkan proses evakuasi bisa berjalan cepat dan lancar. /bang